Share

22. Pencitraan

"Jangan macam-macam!" Teguran keras itu tak hanya mengagetkan Judith, tetapi aku dan Xander pun sedikit tersentak, lalu melihat sekilas satu sama lain.

Tanpa sadar kami mengucapkan kalimat itu secara bersamaan. Kami memiliki kekhawatiran yang sama.

"Kompak banget, ya, kalian berdua ini," kekeh Judith, tetapi jelas terasa sewotnya. Mimiknya berubah, wajahnya melengos, dan perhatiannya terfokus pada makanan di depannya, satu pertanda bahwa dirinya sedang ngambek.

"Tidak baik seorang pemuda dan seorang gadis yang baru mengenal untuk pergi berdua. Tak baik untuk orang yang melihat, dan lebih tak baik lagi untuk mereka berdua," cakap Xander penuh pertimbangan.

Hmm, mode bisnis menyala!

Sejauh ini aku masih berusaha memahami cara Xander berpikir dan bersikap, dan meskipun belum berhasil seratus persen, aku selalu tahu ketika suamiku bersikap sebagai seorang pebisnis. Saat itu sikapnya sangat percaya diri, meyakinkan, dan sedikit mengintimidasi.

"Ah, kau ini seperti ayahku saja."
Teha

Halo, pembaca! Apa kabar? Semoga Anda sehat sejahtera ... udah, gitu aja deh! ;)

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status