Share

202. Dihajar Rindu

Nadina melebarkan senyumnya lalu menghapus air matanya cepat.

“Umi bikin Nadina khawatir saja. Nadina kira umi benar-benar marah,” ujar wanita itu sambil terkekeh ringan.

“Mana mungkin umi marah dengan putri sebaik ini? Tapi umi ada satu pertanyaan, dan kali ini Nadina harus menjawabnya dengan tegas! Bisa?” ujar Ulfah.

Nadina mengangguk setuju dan paham. Kini ia menatap Ulfah seolah siap dengan pertanyaan apa saja yang akan wanita itu tanyakan padanya.

Sama dengan Nadina yang tengah menatapnya, Ulfah kini pun sedang menatap wanita muda yang ada di hadapannya itu.

Samar-samar raut antusias dan cemas menyatu dalam wajah Nadina. Degup jantungnya mulai bertambah kencang, meskipun begitu ia mencoba bersikap sewajarnya saja.

“Sampai kapan Nadina hendak memenjarakan Nadhif di dalam hati, Nadina? Sampai kapan kamu ingin hidup di bawah bayang-bayang mendiang suamimu, Nadina?”

Raut muka Nadina seketika berubah, dari senyuman tipis yang awalnya ada pada wajahnya, kini ia malah memandang k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status