Share

Bab 51

Sebelum menjawab, Cakra melepaskan nafas  berat. Sangat berat dari biasanya. 

"Bapak tetap pada pendiriannya," Ia menjawab lesu. Seketika membuat netra Mega membulat penuh. 

"Meminta kita tetap berpisah?" Tebaknya. Cakra lagi-lagi lesu dalam mengangguk. Setelahnya, tak terdengar lagi Mega bersuara. Suaranya telah berganti menjadi isakan tertahan, hingga dadanya bergerak tak beraturan. 

"Istriku. Boleh aku minta sesuatu untuk terakhir kalinya?" 

"Apa itu?" 

"Tubuh ini. Untuk yang terakhir," Cakra menjawab dengan membingkai wajah sang istri. Hingga tanpa terasa, ada butiran hangat meluncur bebas di pipinya. 

Sementara Mega, sekilas menatap nanar wajah suaminya. Ia lantas melengos dengan diiringi air mata mengalir pula. 

"Mega," Lirih Cakra, menghadapkan kepadanya wajah basah itu. Membersihkan air matanya, meski terus-menerus mengalir semakin deras. 

"Aku benci kata-kata t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Duo Fucai
lnjutannya kpn
goodnovel comment avatar
Nurli Eriza
sebagai istri nggak ada dukungan sama sekali sama suami, menangiscterus tdk akan menyelesaikan masalah.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status