Pesan dari Mr Abraham jelas semakin membuka peluang bagi Baron untuk menghancurkan keluarga Vigo.“Jadi, aku hanya perlu menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya!” batin Baron. Baron langsung membuat list beberapa perusahaan yang akan Baron beli, “Apa mungkin, aku harus membeli stasiun televisi, ya?” gumam Baron.“Beberapa perusahaan media ini, sepertinya aku pernah mendengarnya dulu. Tapi, dimana?” gumam Baron. Seusai Baron membuat list, ia pun kembali keluar dan tidur di sofa.… Esok paginya, saat Baron keluar pada pagi buta ia melihat Orel dan juga Dahil yang sedang bersiap-siap untuk bergantian jaga, “Pagi, Jendral. Kami mohon izin untuk pulang terlebih dahulu,” sapa Orel, Baron pun mengangguk, “Baiklah, hati-hati. Kebetulan, sebentar lagi akan ada yang bergantian dengan kalian. Aku, akan pergi ke Nolan, aku belum sempat memeriksanya kemarin.”“Baik, Jendral. Kami akan menunggu disini sampai yang lain datang,” ucap Dahil. Baron pun langsung pergi ke ruangan Nolan dirawat,
Baron pun menghampiri mereka dengan langkah yang gagah dan postur tubuh Baron membuat orang-orang yang ada di sekitar sana segan dengan Baron, “Apa yang kamu inginkan, William Vigo?” tanya Baron. William pun melihat ke arah Baron yang berjalan ke arahnya, “Baron? Hei, apa ini? Aku hanya ingin menjenguk calon kekasihku, apa tidak boleh?” tanya William dengan nada yang meledek Baron. William berbisik pada salah satu bodyguardnya dan dia seperti mengeluarkan sesuatu, akan tetapi ajudan Baron langsung menarik leher pria itu dan di dekatkan kepadanya, “Hei, aku lihat kamu bukan orang Asia. Lalu, aku rasa kamu paham dengan situasinya?” William yang melihatnya pun tertawa dengan cukup keras dengan suara tawa yang khas dengan keangkuhannya, “Baron, dari mana kamu bisa dapat orang bar-bar seperti mereka-mereka ini? Ah, selama 7 tahun itu sepertinya kamu tinggal di hutan!” Baron pun menanggapi ucapan William, karena dirinya saat ini bisa menghancurkan kepala William dengan mudah, “Apa it
Baron dan direktur perusahaan yang bernama Praja Ganendra, pun saling mengenal.“Ka-kamu Baron kan?” tanya Praja. Pria bertinggi 175 cm, dengan kulit sawo matang dan wajah yang tegas dengan kantung mata disekitarnya, tubuh yang sedikit berisi. Itu pun, begitu terkejut bahkan tidak mempercayai bahwa ia bertemu dengan Baron. Praja langsung menghampiri Baron dan memegang bahu Baron, “Iya! Tidak salah lagi! Kamu adalah Baron!” Praja langsung memeluk Baron dan Baron membalasnya karena mereka adalah teman semasa SMA, Praja juga adalah orang yang sering membelikan Baron makanan dengan bayaran Baron akan membantunya mengerjakan tugas sekolah dulu, “Aku tidak menyangka, setelah belasan tahun akhirnya kita bertemu lagi. Iya kan?” Baron mengangguk dan Praja mengulurkan tangannya, Baron mengerti maksud dari Praja karena mereka memiliki sebuah jabat tangan rahasia, “Kau masih ingat saja, Baron!” kata Praja, “Ah, Baron. Aku minta maaf, aku menemuimu dengan keadaan seperti ini, perusahaan kelua
Baron sudah mengibarkan bendera perang kepada Rakan dengan menanyakan kekayaan milik Rakan. Rakan terlihat emosi dengan dia menggetarkan giginya, “Apa maksud perkataanmu itu?!” tanya Rakan. Baron mendengus dengan nada seperti menghina Rakan, “Aku lupa, kamu sudah cukup tua untuk mendengar dengan baik. Akan aku ulang, berapa banyak uang yang kamu miliki?!” Rakan melirik ke arah Praja, “Darimana kamu dapat orang br*ngsek, seperti dia?!” tanya Rakan dengan penekanan.“Ada apa? Kamu tidak tahu sopan santun? Ayolah, kamu lebih tua dariku! Lihatlah, tepat dengan orang yang sedang berbicara denganmu!” ujar Baron dengan mata yang melotot. Praja yang tahu sikap Baron yang dulu begitu penakut, kini dia menantang pamannya sendiri yang dikenal sebagai sifat jahat keluarga Ganendra, “Baron, sudah Baron. Pamanku itu, dia bisa saja tidak melepaskan kamu dengan mudah!” ujar Praja memperingati Baron. Rakan pun berjalan dengan cepat ke arah meja dan melempar vas bunga ke arah Baron, namun Baron m
Baron yang mentransfer uang sebanyak 400 miliar dengan mudah, bahkan tidak sampai 5 menit membuat Praja dan Rakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.“B-baron, dia benar-benar mengirimkan 400 miliar ke rekening perusahaan?! Dan dia, tidak perlu waktu lama? Apa yang menyebabkan Baron berubah?” gumam Praja. Rakan pun mendongak menatap Baron, “Kamu, siapa kamu sebenarnya hah?!” tanya Rakan dengan nada yang tinggi, Baron memiringkan kepalanya, “Untuk apa kamu tahu? Itu tidak berguna bagiku! Pergi!”“Kamu, kamu tidak bisa mengusirku!” kata Rakan dengan mencoba berdiri, “Kamu tidak tahu berurusan dengan siapa! Meskipun kamu memiliki banyak uang. Tapi, kamu sudah salah berselisih dengan diriku!” “Peduli setan!” ujar Baron sembari menampar Rakan dengan tenaga kecil, Baron pun menarik Rakan keluar dan menyuruh Rakan pergi, “SI*LAN! KAU SUDAH BERANI MEMPERMALUKAN DIRIKU!” bentak Rakan yang tentunya itu disaksikan oleh para karyawan di sana. Baron pun mengeluarkan jari tengahnya dan la
Baron pun kembali berjalan sampai ia menerima pesan dari Aghnia yang mengatakan keadaan darurat, “Baron, ini darurat! Seluruh rumah sakit, kedatangan orang-orang berjas hitam, mereka bilang dari V Security Group!” Baron pun menjadi naik pitam dibuatnya, “Apa aku sekalian saja menghancurkan V Security Group sekarang juga?!” batin Baron. Baron pun berpikir untuk memanggil anak buahnya, “Bawa helikopter ke titik ini! Bawa aku ke rumah sakit!” V Security Group berkumpul di rumah rumah sakit, meskipun Vanessa merupakan pimpinan dari perusahaan itu. Namun, otoritas dari William tidak bisa dianggap remeh, “Tidak mungkin Vanessa dengan gegabah mengirimkan semua tim dari V Security Group. Sudah pasti, ini perbuatan William! B*jingan itu dia yang melakukannya!” batin Baron. Baron juga memikirkan bahwa dia tidak bisa membawa pasukannya ke rumah sakit. Akan terjadi hal yang merugikan bagi dirinya, 10 menit pun berlalu dan helikopter pun datang. Helikopter berjenis Airbus H225 Super Puma it
Baron tidak menahan serangannya karena ia ingin tahu sekuat apa dia, “Si*lan! Dia menerima seranganku dengan mudah?”“Melihat kalian berlima aku tidak asing, dengan tim penjaga terhebat di Asia, ditugaskan melindungi Presiden bahkan Kaisar! Itu kalian kan, Guido?!” Guido, merupakan sebuah organisasi yang ternama di seluruh Asia, Guido bertempat di Jepang, kelompok utamanya ada 5 orang dari klan yang berbeda-beda. Bahkan, Guido sering disewa untuk melindungi kunjungan Kaisar ke negara lain. Tak jarang juga, Guido mendapatkan klien petinggi negara. Guido dilambangkan dengan sebuah Torii berwarna putih, Guido mengambil lambang Torii dikarenakan Torii merupakan pembatas antara kehidupan manusia dengan Kami atau Dewa. Bisa diartikan, Guido adalah pelindung Dewa. Hal itu juga menambahkan kesan kepada seluruh dunia, karena Kaisar di Jepang dianggap sebagai keturunan dari Dewi Amaterasu. Namun, yang mengejutkannya. Guido, yang dianggap sebagai pelindung Dewa kini malah turun martabatnya
“Menarik, sekarang kita akan menaikkan atmosfer disini!” ujar Baron yang langsung mementalkan 4 orang anggota Guido, Baron pun langsung merobek bajunya.“Nah, tunjukkan lah kekuatan para pelindung Dewa dihadapan Dewa!” Ryu melihat semua otot Baron yang begitu kekar dan juga penuh dengan kekuatan, “Apa yang telah dia lewati sampai seperti ini?” gumam Ryu.“Luka-luka itu, pasti tidak kamu dapat dari sembarang tempat. Apa kamu bekerja untuk sebuah keluarga?” tanya Ryu dengan melepas jasnya. Keluarga yang dimaksud oleh Ryu, adalah organisasi Yakuza. Karena, luka yang Baron miliki itu tidak mungkin di dapat hanya dengan pertarungan jalanan. Baron melakukan kuda-kuda Fist punch, namun Ryu sadar bahwa semakin banyak orang yang melawan Baron. Maka, Baron akan semakin kuat pula.“Adaptasi? Apa mungkin dia beradaptasi dengan lawan yang ada disekitarnya? Dia bisa bertahan dari teknik gabungan, harusnya dia akan pingsan jika memiliki ketahanan tubuh yang tinggi. Jika tidak, dia akan sekarat.”