Baron tersenyum dengan senyuman yang lebar seperti dia menikmati pertarungannya, “Bocah gila, dia tersenyum? Anak muda memang tidak paham tata krama!” gumam Ryu.“Nak, kita selesaikan dalam 1 menit pukulan tanpa menghindar dan bertahan. Aku sudah cukup tua jadi mohon beri kelembutan sedikit!” Ryu menantang Baron dalam adu ketahanan dalam 1 menit tanpa menghindar dan bertahan, dalam kurun waktu tersebut siapa yang menerima impact dari serangan maka dia yang kalah. Ryu menarik nafas dalam-dalam dan memikirkan seberapa jauh jurang antara dirinya dan juga Baron, “Bocah itu, dia selalu menjadi lebih kuat. Meskipun hanya beberapa menit bertemu dengannya, dia seperti ngarai tak berujung!” gumam Ryu. Baron memiringkan kepalanya dan tersenyum, “Ryu-san, Anda boleh menggunakan teknik pedang Guido!” ujar Baron, Ryu tertawa kecil, “Apa aku sudah diremehkan oleh bocah kemarin sore olehmu?” tanya Ryu. Ryu melepas dasinya dan melemparkannya lalu ia berjalan, disusul dengan Baron dengan langkah y
Baron pun kembali ke kamat Aghnia yang sudah menunggu Baron, “Duduk disini!” kata Aghnia dengan menepuk kasur.“Waduh, mati aku.” Melihat Aghnia yang seperti itu, jelas membuat Baron sedikit khawatir dengan keselamatan dirinya, “Apa yang kali ini dia akan bicarakan?” gumam Baron. Baron berjalan perlahan menuju kasur dan duduk di samping Aghnia, Aghnia pun melihat Baron yang duduknya menyamping sembari kaki dan tangannya dilipat, “Aku rasa, ada banyak hal yang bisa kamu jelaskan padaku, Baron!” kata Aghnia dengan wajah yang cemberut. Baron meremas tangannya dan mengangguk, “Jadi, siapa dua orang itu? Mereka baru!” kata Aghnia.“M-mereka, temanku juga. Tapi, kedepannya Dahil dan Orel yang akan terus menjagamu,” jawab Baron, “Tapi, kamu sendiri tidak lupa kan dengan janji kita?”“Tentu saja!” Kemudian, Aghnia melihat ke arah perut Baron yang terkena noda darah, “Darah? Kenapa ada darah, mana baju kamu yang tadi?” cecar Aghnia. Baron sedikit bingung untuk menjawabnya, “Aku tanpa be
Sebuah tanggapan yang membuat Aghnia bingung adalah Baron menyuruh Aghnia untuk menonton TV ketika sidang berlangsung.“Maksudnya, Baron?” tanya Aghnia dengan mulut yang terbuka, Baron menutup mulut Aghnia, “Kamu juga akan tahu sebentar lagi!” kata Baron. Karena Aghnia sudah cukup lama diluar, maka Baron mengantar Aghnia sampai di depan kamar, mereka berdua bertemu dengan dokter Bosconovitch.“Dokter Bosconovitch,” sapa Baron.“Tuan Baron, kebetulan sekali kita bertemu di sini, ada yang ingin saya sampaikan kepada Tuan Baron dan Nyonya Aghnia.” Baron mengangguk dan masuk ke kamar rawat Aghnia, “Jadi, bagaimana dokter?” tanya Baron.“Begini, karena membran timpani dari Nyonya Aghnia masih belum sepenuhnya, jadi diperkirakan masih membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari ke depan,” jawab dokter Bosconovitch. Aghnia terlihat murung karena ia sendiri tidak merasa nyaman berada di rumah sakit, yang bisa kapan saja di datangi oleh anak buah dari William.“Kalau selama itu, apa kejadian itu ba
William benar-benar murka akibat semua yang sudah ia rencanakan mampu Baron hancurkan dengan cepat. Bahkan, Guido saya sampai kembali dengan babak belur.“Lagi-lagi dia!” batin William. Vanessa yang berada satu ruangan pun menjadi curiga dengan Baron yang dikatakan oleh William, “Baron? Apa mungkin, dia OB yang bekerja di perusahaan Aghnia? Tapi, apa urusan dia dengan Aghnia?” batin Vanessa. Ryu melihat William yang sedang murka pun hanya menghela nafas, “Dia ada benarnya, aku sudah terlalu tua untuk ikut campur permasalahan mereka,“ gumam Ryu. William pun melirik ke Ryu, “Apa ada yang bisa kau lakukan, Ryu?!” tanya William dengan sedikit nada yang mengancam Ryu. Namun, jawaban yang William harapkan sebagai harapan pun sirna begitu mendengar Ryu mengatakan, “Sayang seribu sayang, tak ada harapan bagi kita menyentuh wanita itu! Terlebih lagi, aku merasa dia belum serius sama sekali ketika melawanku!” jawab Ryu. William pun tertawa sangat keras hingga seperti orang gila, kemudian
Jessica terdiam ketika Baron mengetahui bahwa mereka semua melaporkan Baron ke polisi merupakan akal-akalan dari Lucas, “Kenapa, apa kamu sangat terkejut karena aku tahu semuanya?” tanya Baron. “Lalu, apa yang kamu inginkan?!” Baron hanya melirik ke arah Ivan yang sedang menatapnya dengan tajam, lalu Baron menjawab, “Seperti yang aku katakan, cabut laporan soal aku memukul Ivan atau kalian semua akan terlibat dalam masalah ini, entahlah. Aku hanya bermurah hati sedikit pada si b*jingan ini,” ujar Baron sembari tangannya menunjuk Ivan. Jessica pun menarik bibirnya ke atas sedikit dan mengatakan, “Memangnya, apa yang bisa kamu lakukan? Apa kamu punya pengaruh sebesar keluarga Vigo, hah?” tanya Jessica. Baron mendengus dan berkata, “Aku hanya menawarkan pilihan, dan jangan lupa kamu juga pasti akan terseret karena kamu menyembunyikan segalanya. Terlebih lagi, soal bukti palsu yang diberikan oleh Jagat” kata Baron. Jessica semakin bimbang dengan tawaran dari Baron, Jessica sangat i
Baron melihat kepada Rudy sambil tersenyum lalu Baron mencondongkan badannya ke depan, “Coba, jelaskan lebih rinci, Rudy!” Rudy yang lesu pun ternyata memiliki banyak perjuangan dibaliknya, Rudy bisa mengetahui bahwa Lucas dan Komjen memiliki sebuah kesepakatan. Rudy duduk tegak dan memukul pelan lehernya, “Ah, aku rasa aku sudah menua,” ucap Rudy yang langsung disindir oleh Mr. Abraham, “Kalau kamu tua, lalu aku apa? Purba?” tanya Mr. Abraham.“Mr. Abraham, aku hanya ingin mengasihani diriku sendiri tolong kerjasamanya,” ucap Rudy dengan suara yang lemas. Rudy pun memberikan tumpukan kertas dan disisipi dengan foto, “Aku mengejar pria bejat itu hingga 2 hari dan aku belum tidur sama sekali!” kata Rudy dengan raut muka yang kesal namun juga sedikit memprihatinkan karena kantung mata serta wajahnya sedikit memucat.“Pria bejat?” tanya Baron, Rudy pun mengangguk dan mulutnya tidak berhenti untuk memaki dan mengutuk Lucas, “Pria itu memang tidak bisa lepas dari wanita atau bagaimana?
Di sebuah Negeri berdiri seorang yang ditakuti oleh militer di seluruh Negara. Orang dari Asia yang mampu menguasai Eropa dalam pertempuran Agung. Dialah sang Jendral Theos Yang Agung, Baron Vasilias. Di belakang Baron, berdiri barisan para tentara yang sudah menyelesaikan tugasnya, Baron membalikkan badannya dan para tentara itu memberi hormat kepada Baron.Sebelum menjadi sosok jenderal yang ditakuti dan disegani, Baron hanya seorang menantu tak berguna yang selalu diinjak-injak oleh keluarga istrinya.Dulu, di kediaman keluarga Hasya, Baron sering diperlakukan tidak manusiawi. Bahkan, mereka memberi makan Baron dengan nampan dan piring yang biasanya diberikan pada Anjing. Tak hanya itu, ia bahkan dianggap oleh lingkungannya sebagai anak haram yang dibuang oleh keluarganya sendiri.Sampai akhirnya keburukan nasibnya memuncak. Di dalam sebuah kamar, semua keluarga istrinya melihat Baron dan seorang wanita yang merupakan sahabat istrinya tengah berada di satu ranjang dengan tanpa b
Di saat Baron sedang melihat Aghnia yang terbaring, ia dikejutkan dengan hadirnya sosok yang ia benci selama ini. “Siapa kau?” tanya seorang pria yang datang dengan membawa istrinya, serta ada dua orang pasangan tua di belakangnya.“Suara itu?!” Baron menggetarkan giginya dan melihat ke arah suara tersebut berasal.“Mereka!” batin Baron.“Baron?!” ucap pria tersebut yang tidak lain adalah Ivan Hasya serta istrinya. Keterkejutan mereka melihat Baron yang datang dengan sosok yang berbeda, membuat mereka syok. Dan, pandangan Baron yang dulunya seperti pria polos kini berubah menjadi tegas dan berwibawa.“Kau! Kenapa kau ada di sini, Baron?!” tanya Ivan.“Kenapa? Apa aku harus memilih alasan yang jelas untuk itu?” jawab Baron sambil menunjukkan ke arah Aghnia.“Istriku! Aghnia Hasya! Dia terbaring di sana dan kamu masih bertanya untuk apa aku disini, Ivan?!” Tiba-tiba sebuah tamparan melayang keras di wajah Baron, akan tetapi wajah Baron cukup keras alhasil tangan dari Jessica lah ya