Baron tidak menahan serangannya karena ia ingin tahu sekuat apa dia, “Si*lan! Dia menerima seranganku dengan mudah?”“Melihat kalian berlima aku tidak asing, dengan tim penjaga terhebat di Asia, ditugaskan melindungi Presiden bahkan Kaisar! Itu kalian kan, Guido?!” Guido, merupakan sebuah organisasi yang ternama di seluruh Asia, Guido bertempat di Jepang, kelompok utamanya ada 5 orang dari klan yang berbeda-beda. Bahkan, Guido sering disewa untuk melindungi kunjungan Kaisar ke negara lain. Tak jarang juga, Guido mendapatkan klien petinggi negara. Guido dilambangkan dengan sebuah Torii berwarna putih, Guido mengambil lambang Torii dikarenakan Torii merupakan pembatas antara kehidupan manusia dengan Kami atau Dewa. Bisa diartikan, Guido adalah pelindung Dewa. Hal itu juga menambahkan kesan kepada seluruh dunia, karena Kaisar di Jepang dianggap sebagai keturunan dari Dewi Amaterasu. Namun, yang mengejutkannya. Guido, yang dianggap sebagai pelindung Dewa kini malah turun martabatnya
“Menarik, sekarang kita akan menaikkan atmosfer disini!” ujar Baron yang langsung mementalkan 4 orang anggota Guido, Baron pun langsung merobek bajunya.“Nah, tunjukkan lah kekuatan para pelindung Dewa dihadapan Dewa!” Ryu melihat semua otot Baron yang begitu kekar dan juga penuh dengan kekuatan, “Apa yang telah dia lewati sampai seperti ini?” gumam Ryu.“Luka-luka itu, pasti tidak kamu dapat dari sembarang tempat. Apa kamu bekerja untuk sebuah keluarga?” tanya Ryu dengan melepas jasnya. Keluarga yang dimaksud oleh Ryu, adalah organisasi Yakuza. Karena, luka yang Baron miliki itu tidak mungkin di dapat hanya dengan pertarungan jalanan. Baron melakukan kuda-kuda Fist punch, namun Ryu sadar bahwa semakin banyak orang yang melawan Baron. Maka, Baron akan semakin kuat pula.“Adaptasi? Apa mungkin dia beradaptasi dengan lawan yang ada disekitarnya? Dia bisa bertahan dari teknik gabungan, harusnya dia akan pingsan jika memiliki ketahanan tubuh yang tinggi. Jika tidak, dia akan sekarat.”
Baron tersenyum dengan senyuman yang lebar seperti dia menikmati pertarungannya, “Bocah gila, dia tersenyum? Anak muda memang tidak paham tata krama!” gumam Ryu.“Nak, kita selesaikan dalam 1 menit pukulan tanpa menghindar dan bertahan. Aku sudah cukup tua jadi mohon beri kelembutan sedikit!” Ryu menantang Baron dalam adu ketahanan dalam 1 menit tanpa menghindar dan bertahan, dalam kurun waktu tersebut siapa yang menerima impact dari serangan maka dia yang kalah. Ryu menarik nafas dalam-dalam dan memikirkan seberapa jauh jurang antara dirinya dan juga Baron, “Bocah itu, dia selalu menjadi lebih kuat. Meskipun hanya beberapa menit bertemu dengannya, dia seperti ngarai tak berujung!” gumam Ryu. Baron memiringkan kepalanya dan tersenyum, “Ryu-san, Anda boleh menggunakan teknik pedang Guido!” ujar Baron, Ryu tertawa kecil, “Apa aku sudah diremehkan oleh bocah kemarin sore olehmu?” tanya Ryu. Ryu melepas dasinya dan melemparkannya lalu ia berjalan, disusul dengan Baron dengan langkah y
Baron pun kembali ke kamat Aghnia yang sudah menunggu Baron, “Duduk disini!” kata Aghnia dengan menepuk kasur.“Waduh, mati aku.” Melihat Aghnia yang seperti itu, jelas membuat Baron sedikit khawatir dengan keselamatan dirinya, “Apa yang kali ini dia akan bicarakan?” gumam Baron. Baron berjalan perlahan menuju kasur dan duduk di samping Aghnia, Aghnia pun melihat Baron yang duduknya menyamping sembari kaki dan tangannya dilipat, “Aku rasa, ada banyak hal yang bisa kamu jelaskan padaku, Baron!” kata Aghnia dengan wajah yang cemberut. Baron meremas tangannya dan mengangguk, “Jadi, siapa dua orang itu? Mereka baru!” kata Aghnia.“M-mereka, temanku juga. Tapi, kedepannya Dahil dan Orel yang akan terus menjagamu,” jawab Baron, “Tapi, kamu sendiri tidak lupa kan dengan janji kita?”“Tentu saja!” Kemudian, Aghnia melihat ke arah perut Baron yang terkena noda darah, “Darah? Kenapa ada darah, mana baju kamu yang tadi?” cecar Aghnia. Baron sedikit bingung untuk menjawabnya, “Aku tanpa be
Sebuah tanggapan yang membuat Aghnia bingung adalah Baron menyuruh Aghnia untuk menonton TV ketika sidang berlangsung.“Maksudnya, Baron?” tanya Aghnia dengan mulut yang terbuka, Baron menutup mulut Aghnia, “Kamu juga akan tahu sebentar lagi!” kata Baron. Karena Aghnia sudah cukup lama diluar, maka Baron mengantar Aghnia sampai di depan kamar, mereka berdua bertemu dengan dokter Bosconovitch.“Dokter Bosconovitch,” sapa Baron.“Tuan Baron, kebetulan sekali kita bertemu di sini, ada yang ingin saya sampaikan kepada Tuan Baron dan Nyonya Aghnia.” Baron mengangguk dan masuk ke kamar rawat Aghnia, “Jadi, bagaimana dokter?” tanya Baron.“Begini, karena membran timpani dari Nyonya Aghnia masih belum sepenuhnya, jadi diperkirakan masih membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari ke depan,” jawab dokter Bosconovitch. Aghnia terlihat murung karena ia sendiri tidak merasa nyaman berada di rumah sakit, yang bisa kapan saja di datangi oleh anak buah dari William.“Kalau selama itu, apa kejadian itu ba
William benar-benar murka akibat semua yang sudah ia rencanakan mampu Baron hancurkan dengan cepat. Bahkan, Guido saya sampai kembali dengan babak belur.“Lagi-lagi dia!” batin William. Vanessa yang berada satu ruangan pun menjadi curiga dengan Baron yang dikatakan oleh William, “Baron? Apa mungkin, dia OB yang bekerja di perusahaan Aghnia? Tapi, apa urusan dia dengan Aghnia?” batin Vanessa. Ryu melihat William yang sedang murka pun hanya menghela nafas, “Dia ada benarnya, aku sudah terlalu tua untuk ikut campur permasalahan mereka,“ gumam Ryu. William pun melirik ke Ryu, “Apa ada yang bisa kau lakukan, Ryu?!” tanya William dengan sedikit nada yang mengancam Ryu. Namun, jawaban yang William harapkan sebagai harapan pun sirna begitu mendengar Ryu mengatakan, “Sayang seribu sayang, tak ada harapan bagi kita menyentuh wanita itu! Terlebih lagi, aku merasa dia belum serius sama sekali ketika melawanku!” jawab Ryu. William pun tertawa sangat keras hingga seperti orang gila, kemudian
Jessica terdiam ketika Baron mengetahui bahwa mereka semua melaporkan Baron ke polisi merupakan akal-akalan dari Lucas, “Kenapa, apa kamu sangat terkejut karena aku tahu semuanya?” tanya Baron. “Lalu, apa yang kamu inginkan?!” Baron hanya melirik ke arah Ivan yang sedang menatapnya dengan tajam, lalu Baron menjawab, “Seperti yang aku katakan, cabut laporan soal aku memukul Ivan atau kalian semua akan terlibat dalam masalah ini, entahlah. Aku hanya bermurah hati sedikit pada si b*jingan ini,” ujar Baron sembari tangannya menunjuk Ivan. Jessica pun menarik bibirnya ke atas sedikit dan mengatakan, “Memangnya, apa yang bisa kamu lakukan? Apa kamu punya pengaruh sebesar keluarga Vigo, hah?” tanya Jessica. Baron mendengus dan berkata, “Aku hanya menawarkan pilihan, dan jangan lupa kamu juga pasti akan terseret karena kamu menyembunyikan segalanya. Terlebih lagi, soal bukti palsu yang diberikan oleh Jagat” kata Baron. Jessica semakin bimbang dengan tawaran dari Baron, Jessica sangat i
Baron melihat kepada Rudy sambil tersenyum lalu Baron mencondongkan badannya ke depan, “Coba, jelaskan lebih rinci, Rudy!” Rudy yang lesu pun ternyata memiliki banyak perjuangan dibaliknya, Rudy bisa mengetahui bahwa Lucas dan Komjen memiliki sebuah kesepakatan. Rudy duduk tegak dan memukul pelan lehernya, “Ah, aku rasa aku sudah menua,” ucap Rudy yang langsung disindir oleh Mr. Abraham, “Kalau kamu tua, lalu aku apa? Purba?” tanya Mr. Abraham.“Mr. Abraham, aku hanya ingin mengasihani diriku sendiri tolong kerjasamanya,” ucap Rudy dengan suara yang lemas. Rudy pun memberikan tumpukan kertas dan disisipi dengan foto, “Aku mengejar pria bejat itu hingga 2 hari dan aku belum tidur sama sekali!” kata Rudy dengan raut muka yang kesal namun juga sedikit memprihatinkan karena kantung mata serta wajahnya sedikit memucat.“Pria bejat?” tanya Baron, Rudy pun mengangguk dan mulutnya tidak berhenti untuk memaki dan mengutuk Lucas, “Pria itu memang tidak bisa lepas dari wanita atau bagaimana?