Share

Mencintai Pacar Sahabatku
Mencintai Pacar Sahabatku
Penulis: Linda Malik

Pertemuan

Masa putih abu-abu adalah hal yang terindah dalam kehidupan. Masa mengenal cinta, sedih dan senang. Ya, begitupun yang dialami Magdalena Akira. Gadis berusia 16 tahun yang duduk di bangku kelas 2 SMA.

"Na, kemana acara hari ini? pulang sekolah kita jalan ya?" ucap Dany teman sebangku Magdelana, sambil melirik memperhatikan teman sebangkunya yang tengah membereskan buku ketika jam sekolah berakhir.

"Hmm, gak ada sih, cuma nanti malam aku ada acara ibadah pemuda di gereja." melirik sekilas ke arah teman sebangkunya.

"Yah ini kan malem minggu, ke gerja bisa hari minggu kan, ayolah kita jalan, please.." Dany menyatukan kedua tangannya di depan dada dengan wajah memohon.

"Gak bisa Dan, hari ini gue ada acara di gereja lain kali ya, atau hari minggu nanti gue main ke rumah lu gimana? Aku ajak Argi."

"Yah tau yang udah punya cowok, aku jd nyamuk deh. Eh, Na.. suruh si Argi bawa temennya, kenalin gue ke temannya, siapa tau gue cocok."

"Hmm.. coba nanti gue tanyain ya, udah bosen ya sendiri?" Lena mengambil tas dan berjalan meninggalkan sahabatnya tanpa menunggu jawaban Dany.

"Jangan lupa Na, hari minggu ya, bawain gue cowok ganteng." ucap Dany mengingatkan sahabatnya, Lena menoleh sekilas mengangkat jempol ke arah temannya dan berlalu pergi.

Seperti kebiasaan Lena setiap malam minggu dihabiskan di gereja. Tidak seperti remaja lain, Lena lebih memilih beribadah dibanding berkumpul bersama pacar dan teman-temannya. Minggu pagi pun, dia tidak pernah absen dari ibadah hari minggu.

***

"Gi, nanti aku mau ke rumah Dany, kamu susul ya ke sana, ajak teman cowokmu, si Dany minta dikenalin."

"Sayang, aku jemput ya." Argi membalas telepon pacarnya dari seberang sana.

"Gak usah gik, aku bisa kesana sendiri nanti kamu susulin aja, nanti ayahku marah kalau tahu aku keluar sama kamu." jelas gadis cantik itu.

"Okay beby.. Tapi nanti pulangnya aku anter kamu ya sayang."

"Iya Gi, nanti aku ke sana naik ojol lagi 15 menit aku jalan. See you.." Lena mengakhiri teleponnya dan beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berganti baju.

Lena mengenakan kaos oversize abu-abu dan celana kulot jeans andalannya. Rambut hitam sebahu dibiarkan tergerai, wajahnya yang putih dia poleskan bedak tipis dan lipgloss pada bibir tipisnya. Yang terakhir dia kenakan sepatu kets, gaya andalan Lena yang simple seperti anak-anak muda pada umumnya dan cenderung tomboy tapi cantik.

Tak lama dia menunggu ojol yang dipesan lewat aplikasi hijau, dan keluar dari kamar menenteng tas ranselnya dan menghampiri ayah dan ibunya.

"Ayah ibu, aku ijin pergi kerumah Dany, ada tugas kelompok" diciumnya tangan ibu dan ayahnya.

"Ya nak, jangan pulang malam ya, hati-hati dijalan." ucap ibu Lena sembari mengantar putrinya ke depan rumah. Sedangkan ayahnya masih sibuk dengan koran di tangannya, tapi menatap sekilas anak gadisnya yang berjalan beriringan dengan ibunya keluar dari rumah.

"Ibu, Lena pergi dulu, nanti Lena kabarin kalau sudah sampai rumah Dany." sembari menaiki motor ojol yg dipesannya 5 menit yang lalu.

"Ya nak, hati-hati." wanita paruh baya itu melepas kepergian anaknya dengan melambaikan tangan.

Perjalanan 20 menit menuju rumah Dany, jalanan tidak begitu ramai karena hari Minggu.

Sesampainya di depan rumah bercat biru, sahabatnya sudah menunggu dengan wajah cerianya.

"Lho lu sendirian Na? Mana pesanan gue?" seraya menengok ke belakang sahabatnya, yang datang sendirian.

"Iihh.. Gak sabaran banget deh, tunggu aja nanti nyusul." menepuk pundak Dany dan berjalan melewati sahabatnya itu.

"Mana temen cowok lu yang mau dikenalin ke gue? Cakep gak? Wah kalau bisa sih yang kayak Argi, gue suka style cowok kayak cowok lu gitu Na." berbalik mengikuti Lena yang sudah duduk di sofa ruang tamu.

"Tau deh, siapa nanti mau Argi bawa, kita liat aja nanti. Mana minumannya Dan? Panas nih, gue butuh yang dingin-dingin, dehidrasi gue." Lena mengusap tenggorokannya, memang hari ini cuaca cukup panas. Apalagi ini tepat pukul 12 siang.

"Ambil sendiri gih di kulkas, ada jus tuh, sekalian lu taruh di gelas Na, udah disiapin sama nyokap, siapin buat temen cowok lu sekalian." ucap Dany mulai memainkan ponselnya.

"Idih yang jadi tuan rumah siapa, yang repot siapa." protes Lena tapi tetap bangkit berdiri melangkah masuk ke dapur. "Btw, nyokap bokap lu kemana Dan?" teriak Lena dari dapur.

"Dari pagi keluar mereka, nengok nenek gue,malam baru pulang" jawab Dany sambil masih menscroll layar ponselnya.

Tak ada jawaban dari dapur, Lena mulai mengambil gelas dan menatanya di nampan, dibukanya kulkas dan diambil jus yang sudah dipersiapkan mama Dany sebelumnya.

Ketika sibuk memindahkan jus ke gelas-gelas, terdengar bunyi mobil dari arah luar, dan dipastikan itu Argi dan kawan-kawannya.

Pria berwajah putih berbadan tinggi itu keluar dari mobil hitamnya. Diikutin dua temannya mengekor di belakang.

Dany yang melihat dari dalam rumah, buru-buru merapikan penampilannya dan menyambut Argi dan teman-temannya.

"Hai Dan, mana cewek gue?" tanya Argi tanpa basa basi.

"Tuh didapur. Ayo silahkan masuk." Dany mempersilhkan dua teman Argi yang masih di depan rumahnya, sementara Argi tanpa basa basi pergi ke arah dapur untuk menemui kekasihnya.

"Sayang, udah lama nunggu." Argi menghampiri Lena yang tengah menuang jus ke gelas.

"Baru aja aku datang, 10 menit yang lalu." Lena menoleh ke arah pria yang tersenyum menghampirinya itu.

Dipeluknya Lena dari arah belakang, diciumnya rambut gadis pujaannya itu.

Sontak Lena sedikit terkejut dengan perlakuan Argi yang tidak lihat situasi.

"Gi, jangan gini ini rumah orang. Tungguin di luar, aku siapin minum dulu." Lena menolak secara halus, karena merasa kurang enak sama sahabatnya.

"Okey my princess." balas Argi seraya mencium telapak tangan Lena dan berlalu meninggalkan kekasihnya untuk menemui teman-temannya di ruang tamu.

Sesampainya di ruang tamu.

"Dan, nih pesenan elo, temen-temen gue, semua cakep, dan dua-duanya jomblo." ucap Argi mengenalkan teman-temannya.

Disana ada dua teman Argi, yaitu Septian dan Bayu.

"Aku Dany.." ucap Dany sambil menyalami kedua teman Argi.

"Bayu, kamu satu kelas sama Lena ya?" Bayu mengulurkan tangannya terlebih dahulu, padahal tempat duduknya lebih jauh kalau dibanding Septian. Dia menggeser Septian ke ujung.

"Iya gue temen Lena." jawab Dany tersenyum, menerima uluran tangan Bayu.

Diantara bertiga, Septian yang paling pendiam. Berbicara seadanya dan lebih banyak diam, kalau dibanding Argi dan Bayu.

Tak lama kemudian Lena pun datang membawa nampan berisi gelas dan snack untuk disuguhkan ke teman-temannya.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status