Share

Pesona Magdalena Akira

"Sayang, sini.." Argi menepuk sofa yang masih kosong di sebelahnya. Lenapun menoleh dan mengangguk. Kemudian berjalan memutari meja untuk duduk di samping Argi.

Obrolan berlanjut, Bayu merasa tertarik dengan Dany, sahabat Lena yang memang mempunyai pribadi yang ceria.

Sedangkan Septian hanya berbicara sedikit, sebagian waktunya dihabiskan untuk melihat ponsel dan terkadang mencuri pandang ke arah Lena yang tengah duduk bersama kekasihnya.

Ya, Septian seperti memiliki ketertarikan terhadap Lena, dia suka pada pandangan pertama. Memang sebelumnya Lena sangat jarang diajak kumpul bareng teman-teman Argi. Ketemupun pasti hanya makan di cafe, nonton hanya berdua. Sehingga Lena gak terlalu mengenal dengan siapa saja teman Argi.

Di lain tempat Dany sering mencuri pandang ke arah pojok dimana Septian duduk. Dany memiliki ketertarikan pada sosok Septian yang terlihat cool menurutnya. Rambut gondrong sebahu, badan tinggi kulit putih, hidung bangir dan mulut sensual yang sering diam, tapi sekali senyum membuat kaum hawa klepek-klepek.

Septian Anggara, mahasiswa di fakultas ternama di kota itu. Ayahnya mempunyai perusahaan sendiri, dan bisa di nilai orang berada di lingkungan tempat tinggalnya. Dengan kehidupan yang serba berkecukupan, Septian Anggara memilih tinggal sendiri, menempati kamar kosan, yang dia bayar sendiri dengan gaji yang dia terima dari pekerjaan paruh waktu.

Ya, hubungan Septian dengan papanya tidaklah bagus, papanya menuntut banyak pada anak semata wayangnya. Dengan kariernya yang bagus, dia berharap anaknya juga mengikuti jejaknya, namun Septian lebih memilih untuk kuliah di bagian design grafis, walaupun papanya menyuruh dia untuk menekuni bisnis management. Pribadi Septian yang keras dan Baskoro yang keras tentu membuat perpecahan. Septian memilih untuk bekerja partime demi melanjutkan kuliahnya dan membayar kontrakan, setelah Baskoro mengusirnya dari rumah.

Lalu bagaimana dengan Ruth, ibu Septian, tentu dia sedih melihat anak kesayangannya harus pergi meninggalkan rumah, namun Ruth tidak punya daya. Dia hanya bisa menangis melepas anaknya yang akan berjuang sendiri. Baskoro terlalu keras, dan tidak mengabulkan permintaan istrinya.

"Kasian Anggara pa, dia anak kita satu-satunya, mana mungkin papa setega itu sama anak kita, anak kandung kita pa." tangis Ruth pecah, dia memohon dengan suaminya untuk mengalah, dan membiarkan Septian untuk menempuh pendidikan sesuai keinginan dia.

"Dia pembangkang, aku tidak suka dengan anak pembangkang." ucap angkuh Baskoro.

Walaupun Baskoro melepas anak semata wayangnya pergi, namun dia memerintah anak buahnya untuk memantau anaknya dari jauh. Dan bahkan dia mengirim temannya untuk menawarkan pekerjaan paruh waktu kepada anaknya, tentu tanpa sepengetahuan Septian.

***

"Waktunya habis, udah sore nih, gue mesti pulang deh, ayah udah chat suruh pulang." Lena memutus obrolan teman-temannya,karena waktu sudah menunjukan jam 6 sore, dan artinya dia harus pulang karena sebelumnya dia sudah janji untuk pulang sebelum larut pada ibunya.

"Yahh gak seru lu Na.. Kalau kalian pulang gue sendiri donk, nyokap bokap kan belum balik." Dany masih ingin mengulur-ulur waktu, karena dia masih ingin memandang cowok cool yang di ujung sofa.

"Ya udah kalian lanjut gih, tapi gue harus pulang, ibu udah nelpon nih." Lena melirik ke arah ponselnya dan ternyata benar 'mom calling'

Lena bangkit berdiri dan menjauh dari teman-temannya berjalan menuju dapur.

"Ya..halo Bu."

"Nak, masih di rumah Dany?" tanya Bu Lidiya dari telepon.

"Iya bu, ini juga mau pulang Bu."

"Ya nak hati-hati dijalan ya, salam buat bapak ibunya Dany." ucap Lidiya mengakhiri panggilan.

Lena kembali ke ruang tamu untuk mengambil tasnya, namun Argi sudah duluan membawa tas Lena di pundaknya.

"Sayang, aku anterin ya, ikut mobil aja ya." Argi menghampiri kekasihnya dan meraih tangan gadis itu untuk membawanya ke bibir untuk dicium. Namun sebelum sampai ke bibir, Lena menjauhkan tangannya.

"Gi, jangan.. Malu." tolak Lena dengan halus.

Pribadi Argi yang sering mengumbar kemesraan, kadang membuat Lena risih.

Namun walaupun ditolak, Argi tidak pernah tersinggung, dia selalu tersenyum, bibirnya yang tipis sensual memang selalu tersenyum. Matanya yang sipit, dengan alis tebal, rambut cepak, style anak SMA pada umumnya.

Argi adalah siswa yang lumayan menonjol disekolahnya, wajahnya yang tampan dan murah senyum membuat banyak teman cewek yang naksir padanya.

Lena dan Argi beda sekolah, mereka tidak sengaja bertemu di acara pensi gabungan satu tahun yang lalu.

Saat itu sekolah Argi menjadi tuan rumah di acara pensi gabungan. Dan saat itu sekolah Lena juga bergabung dengan acara pentas seni tersebut.

Lena dan Dany berjalan bersama melewati gerombolan Argi dan kawan-kawannya yang sedang berkumpul.

Melihat Lena yang cantik, membuat Argi penasaran. Argi dikenal playboy, banyak gadis yang berlomba-lomba untuk mendapatkan hatinya. Gonta-ganti pacar sudah tak terhitung lagi. Cuma bukan karena Argi yang mengejar, justru rata-rata para cewek yang mengejarnya, bahkan kebanyakan dari mereka yang mengungkapkan cinta duluan.

Saat melihat Lena yang berjalan menjauh, Argi berpikir bagaimana cara mendapatkan perhatian gadis berambut lurus sebahu itu.

Setelah lama berpikir, akhirnya dia memutuskan untuk menarik perhatian gadis itu dengan lagu. Ya kebetulan hari ini adalah pentas seni, dan Argi adalah vokalis band dari SMA nya.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status