Share

28. Cerita

Datang-datang Alea langsung memancing rasa kesal Zea.

“Diem lo! Jangan asal ngomong aja itu mulut, ini sekolahan kalau lo lupa.” Zea menatap tajam Alea seakan mau menguliti Alea hidup-hidup.

Yang ditatap tajam malah menyengir lebar memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

“Gue ‘kan ngomongnya pelan, Ze. Aman lah … aman.”

Zea mendengus kesal melihat Alea, setelah menerima es teh manis yang ia pesan, Zea langsung bergerak mencari tempat duduk tanpa menghiraukan kedua dayang setianya.

“Heh, Zea! Tungguin kita!” Alea berlari menyusul Zea diikuti oleh Anas.

“Lo kenapa, Zea? Kayaknya lagi banyak pikiran?” Anes menatap Zea dengan mata polosnya.

Anes mengusap tangan Zea penuh perhatian, gadis polos itu akan sangat perhatian kalau salah satu sahabatnya dalam masalah.

“Dari tadi pagi lesu bener gue perhatiin, kenapa, Beb? Lo nggak betah tinggal di istana itu?” Kali ini Alea bertanya dengan serius.

Semalam ketiga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status