Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan

Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan

Oleh:  Marlynazizah  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat
17Bab
54Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Seorang wanita penghibur bernama Shanum, ditugaskan oleh sang mucikari untuk mencari pelanggan yang akan meramaikan rumah bordir miliknya. Di rumah bordir itu juga Shanum mengais rejeki, sehingga mau tidak mau dia harus menuruti perintahnya. Tepat ketika dia melaksanakan tugasnya, Shanum malah terjebak pada seorang Kyai pemilik paras tampan. Awalnya Shanum mengira dia adalah pria blasteran atau turis asing yang sedang berkunjung di kota ini, namun ternyata dugaannya salah. “Karena kamu adalah wanita yang masuk ke dalam mobilku, maka maukah kamu menikah denganku untuk membantu diriku memenuhi janji yang telah aku buat, Nona?” Ucapan pria itu sungguh mengejutkan Shanum, tidak mungkin dia menikah, itu artinya dia tidak bisa bekerja dan bersenang-senang dengan banyak pria lagi. Sebuah syarat akhirnya diajukan oleh sang kyai bernama Rasyid itu, yang pada akhirnya disetujui oleh Shanum. Namun ternyata menikah dengan Rasyid adalah awal penderitaan bagi Shanum, lalu, mengapa seorang Kyai yang taat agama bisa membuatnya menderita?

Lihat lebih banyak
Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Rifki Official
sumpah, diluar dugaan, penonton sampai terbawa suasana, sehat selalu kak marly
2024-07-02 23:47:31
2
user avatar
Cesilyaramadani Ma
lumayan semoga kedepannya lebih bagus lagi
2024-07-01 11:59:09
1
17 Bab
Sumpah Gila!
“Ra-Rasyid, akhirnya, kamu memenuhi janjimu.”Setelah menyelesaikan doa, Ummi Zulaikha tersenyum melihat dengan penuh kasih sayang putra semata wayangnya yang telah menikah, namun ia harus segera mengalihkan perhatiannya ketika seorang tamu mendekat."Apa benar mereka telah resmi menjadi pasangan hidup, Ummi?"tanya tamu tersebut. Ummi Zulaikha sedikit bingung mendengarnya. "Tentu saja, mereka baru saja menyelesaikan akad nikah, dan kau sendiri telah melihatnya, bukan?"jawab Ummi Zulaikha."Apakah Ummi tahu, seperti apa wanita yang telah Ummi pilih?" Pertanyaan tamu tersebut membuat Ummi Zulaikha merasa agak kesal, karena tamu itu dianggap terlalu ingin tahu tentang kehidupan pribadinya."Bagaimanapun juga, dia tetap menantu saya,"jawab Ummi Zulaikha dengan penuh keyakinan. "Meskipun dia seorang wanita penghibur?"tanya tamu tersebut. Ummi Zulaikha seketika menoleh mendengar ucapan tamu itu."Aku tidak berbohong Ummi. Aku adalah korban wanita itu, suamiku jadi tidak pulang dan menghabi
Baca selengkapnya
Wanita Hina
Ketika Rasyid sedang di rundung kegundahan karena tak kunjung bisa menghubungi sang ibu, tiba-tiba bahunya disentuh oleh seseorang hingga membuat pria tersebut menoleh. "Assalamualaikum Rasyid, bagaimana perjalanmu kemari?" tanya seorang pria paruh baya yang mengenakan jubah panjang dengan peci di kepalanya.Melihat kehadiran sang guru, membuat rasa gundah di hatinya sedikit berkurang. Dengan penuh hormat, pria itu mencium punggung tangan gurunya. "Waalaikumsalam Syekh, Alhamdulillah perjalanan Rasyid lancar," jawab Rasyid dengan senyum yang merekah."Alhamdulillah... Aku ingin mengingatkanmu tentang jadwal pengajian yang telah disiapkan untuk malam ini. Sebagai seorang Kyai, kamu diharapkan datang tepat waktu," ucap syekh Abdurrahman."Insyaallah, jika tidak ada halangan apapun Rasyid akan hadir tepat waktu," sahut Rasyid, tak lama sang guru berpamitan untuk menyambut kedatangan putrinya. Meskipun Rasyid merasa sedikit penasaran dengan anak perempuan sang guru. Namun, dia memutus
Baca selengkapnya
Akan Aku Jadikan Dia Milikku!
"Kau mengatakan apa, Nona?" tanya Rasyid dengan ekspresi cemas di wajahnya. "Aku adalah seorang pelacur, Kyai. Awalnya aku ingin menggoda kamu, tapi ternyata aku salah mengira. Maafkan aku," jawab Shanum sambil tertunduk malu.Rasyid sendiri saat ini sedang sibuk dalam pikirannya hingga menyebabkan dia tak mendengar perkataan Shanum barusan. "Bagaimana aku akan menjelaskan asal-usul wanita ini pada Ummi? Ya Allah... Aku harus melakukan apa sekarang? Aku terjebak dalam janji yang aku buat sendiri," ucap Rasyid dalam hati."Andai aku lebih teliti, tentu aku tidak akan terjebak dalam situasi seperti ini.”"Huh! Jika aku mengikuti pengajian, bagaimana caraku untuk mendapatkan banyak pelanggan seperti yang di inginkan Mamih?" gerutu Shanum dalam hati sambil terus memasang wajah cemberutnya.Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, kini mobil Rasyid berhenti di sebuah Masjid. Dimana Masjid tersebut sudah dipenuhi oleh ribuan orang, dan dapat dipastikan mereka sedang menunggu kedatanga
Baca selengkapnya
Dua Ratus Lima Puluh Ribu Dollar, Apa Itu Cukup?
Kehadiran Shanum di rumah bordir dengan mengenakan hijab panjang dan blazer yang kebesaran membuat semua orang di sana terkesima, seakan tidak percaya bahwa wanita yang mereka lihat adalah Shanum."Sudah kubilang berulang kali, pakaian ini aku pakai atas permintaan pelanggan. Kenapa kalian tidak bisa percaya itu?" gerutu Shanum dengan nada kesal."Bagaimana kami bisa percaya? Kita ini kan menjual tubuh kita sebagai barang dagangan, kalau tertutup seperti itu bagaimana bisa dilihat?" ujar salah satu wanita pelacur bernama Clara."Sudah-sudah! Kembali ke tempat masing-masing!""Shanum harus di hias untuk tampil sebagai bintang di acara pelacuran malam ini," ucap Mamih Elish yang tiba-tiba muncul dan membubarkan para wanita jalang yang sedang berkumpul. "Acara pelacuran apa yang Mamih maksud?" Tanya Shanum. "Fotomu di media sosial banyak dilirik oleh para turis asing. Karena terlalu banyak pria yang memintamu malam ini, jadi Mamih putuskan untuk membuat sebuah acara pelacuran agar bis
Baca selengkapnya
Iblis Berparas Kyai!
"Kenapa kau marah begitu padaku? Bukankah seharusnya kau senang karena kau terjual dengan harga dua ratus ribu dollar?" Tanya Rasyid, entah apakah ia sedang mempertanyakan amarah Shanum atau mengejeknya."Aku tidak senang, Kyai! Sebenarnya, acara ini dibuat hanya untuk menyewaku!""Tapi, kau malah membeliku dan membuat aku terusir begitu saja dari rumah dan keluargaku!" sentak Shanum dengan mata yang sudah berkaca-kaca."Rumah dan keluarga? Kamu sebut semua ini sebagai rumah dan keluarga?" Tanya Rasyid sambil mengangkat alisnya. "Tentu saja! Mereka semua adalah keluargaku! Dan rumah bordir ini adalah tempat tinggalku!" ucap Shanum sambil terus menatap Rasyid dengan tajam. Wanita itu merasa semakin kesal saat Rasyid malah tertawa pelan. "Kenapa tertawa begitu?! Aku sedang tidak bercanda, Kyai!" Shanum menggebu-gebu, emosi dalam dirinya semakin meningkat karena ekspresi wajah Rasyid."Kau ini lucu sekali, Nona. Kau menyebut mereka semua sebagai keluargamu, tapi apakah mereka memperlak
Baca selengkapnya
Kacaunya Pernikahanku
Di sebuah ballroom hotel, terlihat berbagai dekorasi pernikahan yang sangat memukau telah dipasang di setiap sudutnya. Pelaminan dan kursi untuk para tamu telah dihiasi dengan sangat apik untuk acara yang akan diselenggarakan malam ini. Pernikahan yang sangat terhormat dengan pesta yang sangat mewah belum pernah terbayangkan oleh Shanum sebelumnya. Dia berpikir bahwa, kehidupannya akan terus berputar di sekitar rumah bordir tersebut, di mana berbagai pria akan datang dan pergi. Dia merasa bahwa takdirnya saat ini sedang berpihak padanya, hingga dia diberikan hadiah terbesar dalam hidupnya. Yaitu seorang suami yang sangat tampan, mapan, dan saleh. Wanita itu juga begitu merasa malu kepada sang kuasa. Dia yang pendosa saja masih di berikan seorang suami sebaik ini, apalagi kalau dia sungguh-sungguh bertaubat? Sungguh, Shanum saat ini benar-benar sudah tidak sabar untuk belajar ilmu agama bersama Rasyid. Di atas pelaminan itu, Shanum terus memandangi wajah Rasyid yang terli
Baca selengkapnya
Mencari Tempat Tinggal
Wanita berpakaian pengantin itu terus tergugu di sebuah kursi kayu yang terletak di tepi jalan. Terangnya lampu di padu dengan cahaya rembulan dan semilir angin malam yang menerpa lembut wajah Shanum membuat kesedihannya semakin terasa.Dia tahu saat ini dirinya sedang menjadi pusat perhatian orang yang berlalu lalang. Tapi kali ini dia tidak perduli. Rasa sakit di hatinya terlalu besar hingga menutupi rasa malunya. Tak dapat di elakkan, semua hinaan yang di berikan oleh Ummi Zulaikha begitu menyayat hatinya.Saat di hotel itu, Shanum merasa begitu sakit hati hingga membuat dia memutuskan untuk menyerah di hari pernikahannya.Tetapi sekarang, rasa sedih itu berubah menjadi sebuah penyesalan yang cukup dalam. Wanita ini menyesal karena cintanya begitu lemah, hingga baru di uji sedikit dia sudah langsung kalah.Di tengah kesedihannya, wanita itu sadar bahwa sekarang dia harus mencari jalan untuk menyambung hidup. “Persetan dengan hinaan itu! Sekarang yang harus aku pikirkan adalah ba
Baca selengkapnya
Dosa Ini Jauh Lebih Besar, Rasyid!
Di kediaman keluarga besar Al-Hafiz, terlihat Syekh Abdurrahman mendesah kecewa setelah mendengar penjelasan dari Ummi Zulaikha yang menurutnya, tindakan dia sudah benar. “Tindakanku sudah benar. Rasyid sangat tidak pantas jika harus bersanding dengan wanita hina seperti Shanum,”ucapnya dengan penuh keyakinan.“Tindakanmu ini salah, Zulaikha! Kau seharusnya tidak bertindak seperti ini pada menantumu, apalagi saat itu banyak orang luar yang menyaksikan.” Syekh Abdurrahman sangat tidak mengerti dengan cara berpikir wanita di hadapannya.“Dia bukan menantuku, Syekh!” sarkas Ummi Zulaikha. Dia menolak mentah-mentah jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Shanum adalah menantunya. “Kenapa kau tidak ingin mengakui dia sebagai menantumu, huh? Karena dia seorang pelacur?” “Bukankah ini semua terjadi juga karena ulahmu yang terus mendesak Rasyid untuk menikah?”pertanyaan yang di lontarkan oleh Syekh Abdurrahman berhasil membuat Ummi Zulaikha mati kutu.“Aku akui, Shanum memang bukan wanita
Baca selengkapnya
Namamu Shanum? Si Wanita Penghibur Itu?
Di kasur tanpa ranjang tersebut, Shanum terlihat masih asyik bermain di alam bawah sadarnya. Padahal, sinar sang surya telah menyapa hangat wajah wanita cantik itu melalui celah-celah jendela.Tidur lelapnya terusik ketika mendengar suara gaduh dari para penghuni kost lain yang sedang berebut kamar mandi. “Astaga!... Apa Clara dan Dian berebut seorang pria lagi?” racaunya sambil mengusap air liur yang mengalir di pipi sebelah kiri.Wanita itu duduk di atas kasur sambil mengucek matanya. Saat kesadarannya hampir terkumpul, sayup-sayup dia kembali mendengar suara dua orang wanita yang sedang berebut kamar mandi.Seketika matanya terbelalak. Dia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi. “Ya ampun! Aku kesiangan!”pekiknya sambil meloncat dari kasur dan gegas menyambar handuk lalu keluar dari kamar.Mood-nya di pagi hari semakin hancur saat melihat barisan antrian yang begitu panjang berasal dari dua bilik kama
Baca selengkapnya
Jika Kau Tidak Mau Ikut, Biar Aku Yang Mengikutimu!
Hari demi hari Shanum lalui. Tak terasa, sudah hampir dua pekan dia berada di sini. Dari pagi sampai sore dia habiskan untuk bekerja sebagai OG di salah satu pabrik yang ada di sana. Dan dari sore hingga malam dia habiskan untuk belajar mengaji juga beristirahat.Sekarang wanita itu paham arti dari sulitnya hidup. Seperti saat ini, awalnya dia begitu kesulitan, apalagi pekerjaan sebagai office girl tidaklah mudah bagi wanita manja sepertinya. Tetapi perlahan dia mulai terbiasa dengan semua itu.Mulai dari mengantri di kamar mandi, membersihkan terlebih dahulu wc yang kotor sebelum ia pakai, istiqomah memakai hijab, serta baju gamis panjang selepas Shanum bekerja.Memang, terkadang Shanum kerap kali mengeluh. Tapi tak apa, bukankah ini sebuah kemajuan besar untuk Shanum?Selepas membersihkan diri, Shanum merebahkan dirinya di kasur. Menatap langit-langit kamar lalu beralih menatap jam yang terus berdetak.Suara jam itu berhasil membawa Shanum ke alam lamunan yang membuat pikirannya
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status