Gairah Pengawal Nona Muda

Gairah Pengawal Nona Muda

Oleh:  R L  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
9Bab
190Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Leo Oliver, pengawal pribadi dari Claire--nona muda--anak seorang miliarder. Keadaan menjebak keduanya dalam sebuah kamar di rumah milik ayah Claire, hingga skandal itu pun terjadi dan terbongkar pihak keluarga gadis itu. Leo pun bertekad membalas saat dia membuka jati diri yang sesungguhnya, sebuah strategi untuk membalas dendam kepada keluarga Claire yang telah menghina dan merendahkan martabatnya. Setiap langkah yang diambil oleh Leo begitu hati-hati dan terukur. Dengan cerdik, dia mengumpulkan informasi untuk mengungkap semua rahasia gelap yang selama ini disembunyikan. Namun, semakin dalam Leo terperangkap dalam rencana balas dendamnya, semakin sulit baginya untuk menentukan batas antara dendam dan perasaannya pada Claire. Akankah dia berhasil menjalankan rencananya, ataukah rasa cinta yang membutakan akan menghancurkan segalanya?

Lihat lebih banyak
Gairah Pengawal Nona Muda Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Vhiaraya
Bingo! Baru bab 1 aja serunya udah abis-abisan..
2024-06-13 19:45:47
1
9 Bab
Chapter 1 : Terjebak di dalam kamar
“Tahan dirimu, Nona. Tolonglah, aku akan berusaha membuat kita keluar dari ruangan ini.” ucap Leo, seorang pria yang kini menjadi pengawal seorang gadis dari keluarga kaya raya di US. “Kurang ajar! Siapa yang berani melakukan ini!” umpatnya.Leo memukuli pintu dengan keras hingga melukai kepalan tangannya. Pria bertubuh tinggi itu makin merasa usahanya sia-sia semenjak 15 menit lalu dirinya siuman. Akan tetapi, tidak ada sahutan. Seakan bangunan besar itu tidak dihuni siapa pun. Begitu serba salah. Leo membuang napas kasar memperhatikan wanita yang kini tampak gelisah dan memberontak lemah di atas tempat tidur. Sang nona majikan bernama Claire itu kini dalam kondisi setengah sadar, entah apa yang terjadi sebelumnya, situasi ini pasti sengaja dibuat sedemikian rupa oleh seseorang. Hal itu sungguh mengganggu pikiran pria lajang seperti Leo. Pasalnya, pria itu kini mengenakan kemeja yang dalam keadaan terbuka dan kusut, tubuhnya bahkan terasa panas lebih dari biasanya. Sedangkan yang
Baca selengkapnya
Chapter 2 : Terusir
Pukulan itu menghantam bawah rahang, tidak sampai mengenai wajah pria yang lebih tinggi dari Steve. Leo pun enggan mengelak apalagi membalas, karena meski tengah dalam jebakan, dirinya memang menyerah karena juga menginginkan Claire. “Ini salahku. Jangan sakiti Claire, Tuan!” Tubuhnya menjadi tameng agar Claire tidak turut terkena amukan sang papa.“Damian akan menikahi Claire dalam waktu dekat! Dan sekarang kau rusak semua rencanaku!” Pukulan demi pukulan terus menyerang tubuh Leo yang tidak melakukan perlawanan. Namun, seakan pria itu tidak terlalu merasakan sakit bahkan masih tetap berdiri menghadapi Steve.Hingga pada akhirnya, beberapa orang masuk di tengah suasana memanas itu dan berusaha menahan serangan bertubi-tubi Steve yang begitu geram. Sontak semua itu terhenti saat sang ibu tiri berteriak pada kedua pria itu.“Cukup! Hentikan, Steve. Kau akan mempermalukan dirimu,” pekik Bernadeth, kemudian menjuruskan telunjuknya pada wajah Leo dan Claire bergantian. “Kalian! Segera be
Baca selengkapnya
Chapter 3 : Perjalanan menuju kampung halaman
Setelah satu jam perjalanan menuju keluar dari kota besar itu. Taksi pun kemudian berhenti di salah satu tempat pengisian bensin di sudut daerah yang mulai jarang penghuni.Leo menatap wajah Claire yang masih terlelap, ingin rasanya membangunkan tapi tangannya begitu berat untuk menyentuh langsung tubuh gadis itu. Dia pun memilih mencolek lengan Claire dengan sisi ujung ponselnya. “Claire, bangunlah. Kita sudah sampai.”Akan tetapi, Claire hanya bergerak sedikit sambil menjawab pelan, “Sebentar lagi … aku masih ingin tidur.”Kesal dengan jawaban itu, Leo pun lanjut mengancam sang gadis, “Bangun. Atau aku akan menciummu agar kau sulit bernapas.” Dia melirik tajam tanpa mengalihkan wajah dari depan ponsel.Claire pun sontak duduk dengan tegap, membulatkan mata dengan paksa agar terlihat segar. “Di mana kita? Pengisian bensin? Apa kita akan menginap di motel itu?”Leo terkekeh pelan dan menyunggingkan senyum dengan deretan giginya yang putih. Dia menggeleng pelan saat membuka pintu di seb
Baca selengkapnya
Chapter 4 : Tertangkap di mansion
Tibalah mereka di ujung sebuah jalan dengan pemandangan rerumputan yang luas dan tidak ada lagi pohon-pohon berjajar di sisi jalan. Kendaraan mereka kini berbelok arah jalan menuju sebuah gerbang tinggi.Flint menghentikan mobil dan membuka kaca jendela. Dia dihampiri salah seorang penjaga yang melihat ke arah sang pengemudi, lalu menyapa dan mengangkat tangannya memberi hormat.“Tuan Flint?” ucap sang penjaga sedikit mengintip ke bagian dalam mobil.“Buka gerbangnya,” titah Flint. Sang penjaga yang sesaat tadi penasaran kini sigap memberi hormat lagi, ketika Leo yang tadinya melihat ke sisi lain kini menoleh memandangnya. “Tuan! Oh, tunggu … tunggu!”Penjaga itu segera memberitahu rekan-rekan penjaga lainnya. Sambil berlari, dia mengibaskan tangan dengan terburu-buru, segera membukakan gerbang agar mobil itu masuk.Flint pun kembali melajukan kendaraannya masuk, melewati sejajaran penjaga yang berdiri di samping gerbang besi tinggi yang kokoh dan berwarna hitam itu. Saat memasuk
Baca selengkapnya
Chapter 5 : Leonard Goldstein
Pria misterius itu pun bangkit dari kursi kebesarannya. Dia berjalan mendekat pada kedua pasangan yang datang tiba-tiba dan kini merapatkan punggung di pintu ruang kerjanya.Leo tersenyum bersandar sambil melipat tangan di depan dada, saat Claire menarik-narik lengan kemejanya berusaha mengajak keluar dari ruangan.“Leo, Leo, berbuatlah sesuatu … kumohon …,” bisik Claire dengan suara gemetar. “Sedang apa kalian di sini?” tanya pria itu, lalu menatap wajah Claire penuh curiga. “Dan … dia?” Pria berusia 60an itu kini berdiri di hadapan mereka, dia adalah Robert Goldstein, seorang ketua organisasi intelijen terbesar rahasia bernama GSI (The Golden Shield Intelligence). Robert yang berperawakan tinggi hampir setara dengan Leo, masih terlihat gagah meski seluruh rambutnya sudah tampak sebagian memutih. Paras tampannya yang berdarah Jerman–Amerika, mempertegas karakter wajahnya yang sekilas tampak dingin.Leo menatap Robert penuh arti saat keduanya sempat saling berpapasan mata. Dia pun me
Baca selengkapnya
Chapter 6 : Gagal dalam misi
Setelah dua jam akhirnya Leo pun kembali ke kamar. Berjalan masuk dengan menyelipkan tangan di saku celana. Sorot matanya kosong seakan dipenuhi pikiran. Dia lalu menghela napas dan menoleh pada Claire yang menangis terisak dengan menjatuhkan kening di layar ponsel. “Hei, kau kenapa?” Leo berjalan pelan menghampiri.Leo tidak mendapat jawaban apa pun. Disibaknya helai rambut Claire yang menutupi layar ponsel, lalu diraihnya ponsel itu perlahan dari tangan lemah sang gadis.Ibu jari Leo mengusap sisa tetesan air mata yang membasahi layar. Ingin segera mencari tahu penyebab Claire menangis. Matanya kini terfokus pada unggahan video singkat skandal antara dirinya dan gadis itu. Sejak tersebar kemarin pagi, sejumlah komentar negatif menyerang dari ribuan penonton, lebih parahnya unggahan itu turut dibagikan ulang.Rahang Leo mengeras, hatinya diliputi rasa dendam melihat situasi saat ini. Namun, saat dia tengah berusaha menahan diri, tiba-tiba Claire malah menghambur memeluk erat tubuhnya
Baca selengkapnya
Chapter 7 : Nona manja
Leo menghentikan langkah dan menoleh, melihat Claire berjalan pelan sambil berpegangan pada pagar anak tangga.“Maaf, aku lupa,” katanya sambil kembali naik mendekati Claire yang sempat menolak bantuannya. Leo lalu berjongkok di hadapannya. “Naiklah. Ayo, naik ke punggungku.”Claire mengerutkan kening, keheranan. “Apa lagi ini?”“Naiklah. Kita akan berkeliling.”“Tidak, tidak. Meski aku tidak tinggi, tapi aku ini berat, Leo.”Leo tersenyum lembut. “Bagiku kau seperti kapas. Ayo, cepatlah. Atau kupaksa mengangkatmu dari depan hingga kau tidak nyaman?” ancamnya setengah bercanda.“Ba-baiklah …! Jangan mengancam. Dasar kau ini!” Claire tersipu.Leo pun menggendong Claire menuruni tangga. Mereka berjalan melewati beberapa bagian di area taman yang luas itu. Di dekat maze, terdapat kolam renang berukuran besar, lapangan tenis, taman bunga dengan gazebo cantik terbuat dari besi tempa berwarna hitam, dan kolam air mancur dengan patung malaikat wanita berwarna hitam di tengahnya.Lelah mengi
Baca selengkapnya
Chapter 8 : Makan Malam di Sarang Singa
Ruang makan besar itu memancarkan kemewahan dan kekuatan. Kristal-kristal lampu gantung yang memancarkan cahaya lembut menghiasi langit-langit yang tinggi. Meja makan panjang berlapis marmer dengan ukiran rumit tampak megah di tengah ruangan, dikelilingi kursi-kursi berlapis beludru. Lukisan-lukisan klasik menghiasi dinding, menambah nuansa aristokratis yang mencerminkan kekayaan dan kekuasaan keluarga Goldstein.Leo dan Claire sedang bersiap-siap untuk memasuki ruang makan besar tersebut. Claire mengenakan gaun malam hitam yang elegan, sementara Leo dalam setelan jas hitam yang sempurna, tampak berbeda dari penampilannya yang biasa dalam penyamaran sebagai pengawal Claire."Claire, kau siap?" tanya Leo dengan nada tenang dan tegas, memandang ke arah Claire yang sedikit gugup.Claire mengangguk, meskipun terlihat jelas bahwa dia merasa tidak nyaman dengan situasi ini. "Ya, aku siap. Tapi, apakah kita benar-benar harus melakukan ini?"Leo menuntun Claire ke arah pintu ruang makan, tapi
Baca selengkapnya
Chapter 9 : Di balik Bayangan Rahasia
Setelah makan malam yang mewah bersama Trevor McCollin dan putranya, Damian. Suasana di rumah keluarga Goldstein terasa sedikit lebih santai. Trevor dan Robert tengah terlibat dalam pembicaraan privat di ruang kerja. Pembicaraan mereka penuh dengan strategi dan rencana untuk mengatasi masalah pertambangan yang sedang dihadapi Trevor di Afrika. Namun, di ruang utama, fokus utama Leo adalah Damian, yang sengaja akan dipancing segala informasi agar membuka diri tentang kehidupannya. Keduanya duduk di sofa kulit yang nyaman, menikmati segelas wine merah yang disajikan oleh pelayan. Percakapan mereka mengalir dari topik bisnis hingga ke urusan pribadi, menciptakan suasana yang lebih akrab."Jadi, Leo," kata Damian, menyandarkan dirinya dengan santai. "Sangat kebetulan, aku pun ingin menyampaikan kabar ini padamu. Ini waktu yang tepat.”“Oh, sesuatu yang menarik? Katakan.” Leo menyungging senyum sambil menggoyangkan gelas wine-nya pelan. “Aku akan bertunangan dalam waktu dekat. Aku berenc
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status