Share

Tatapan kasmaran

Dua menit saling bertatapan membuat keduanya terdiam. Rafandra alias Muklis tak dapat menahan perasaannya lagi. Jika saja bukan di tempat umum, Kayana mungkin sudah diajaknya berbuat yang tidak-tidak. Untungnya, Rafandra bukan pria yang menggunakan kesempatan dalam kesempitan.

Tersadar dari lamunan, Kayana segera menegakkan tubuhnya dan berpura tak terjadi apa-apa. Senyum yang ia berikan pun terasa aneh dan canggung. Sebisa mungkin ia menepis pikiran aneh dalam kepalanya.

“Uhm, kita jalan-jalan lagi yuk.” Kayana mengalihkan suasana canggung itu dengan mengajak Rafandra berjalan mengitari taman.

“Tapi kepala kamu ada yang sakit?” Kayana menggelengkan kepalanya. “Syukurlah. Aku lega.”

Rafandra menggandeng kembali tangan Kayana dan menggenggamnya erat. Jantung Kayana kembali berdegup kencang. Kali ini bukan karena tatapan, tapi karena genggaman tangan Rafandra yang mengisyaratkan sebuah kenyamanan.

Saat ia melangkah, lirikan demi lirikan ia tebarkan hanya untuk Rafandra. Pesona pria yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status