Share

Bab 44b

Aku hanya melongo mendengar kata-kata Kak Arfan. Bagai disambar geledek di siang bolong.

Aku melirik sekilas ke Mas Gilang. Wajah Mas Gilang sudah memerah menahan marah. Aku bisa menduga, sebentar lagi pasti aku akan menjadi sasaran kemarahannya.

Tak sadar, Mas Gilang menoleh ke arahku yang masih bengong menatapnya.

“Kenapa? Seneng ada yang suka sama kamu? Awas saja kalau kamu macem-macem di belakangku!” ketus Mas Gilang berucap, sambil bangkit dari duduknya. Bahkan, dia tak membantuku berdiri.

Mas Gilang sudah siap di motornya, mengenakan semua atributnya. Aku pun sudah membonceng di belakangnya.

Aku masih menahan kesal. Entah berapa senti mulutku mengerucut. Tapi, bukannya aku tak boleh menyesal menikah dengannya?

Meskipun Kak Arfan berkata begitu di depan Mas Gilang, bukan berarti aku harus gede rasa dan tinggi hati.

Aku bukan tidak menyukai Kak Arfan. Setampan apapun, sebaik apapun, sekaya apapun. Dia bukan siapa-siapaku. Bahkan, akupun bersyukur menjadi istri Mas Gilang, b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status