Share

Bab 45a

Sekar dan Gilang sudah tiba di stasiun saat mentari belum menyapa kota kelahiran mereka. Setelah taksi yang mereka pesan datang, keduanya segera melaju menuju rumah kedua orang tua mereka. Kepulangan kali ini untuk memenuhi permintaan kedua orangtua mereka, tasyakuran empat bulan kehamilan Sekar.

“Sehat, tho, Ndhuk?” Bu Hanum langsung menyambut dan memeluk menantu kesayangannya saat baru turun dari mobil. Sejak mereka berangkat dari Jakarta, sebentar-sebentar sudah menelpon sampai dimana. Padahal di jadwal sudah tertulis jam kedatangan.

“Aku nggak ditanya, Ma?” protes Gilang. Dia sudah mulai hafal. Bahkan, sebelum jadi menantunya saja, mamanya itu sudah menyayangi Sekar seperti anaknya sendiri, yang sering membuat Gilang jengah. Apalagi sekarang setelah betulan jadi menantunya, lebih-lebih lagi perlakuan Bu Hanum pada Sekar.

"Sebenarnya yang anak mama itu aku atau dia?" tanya Gilang sambil mengangsurkan kardus berisi oleh-oleh. Meski orang tua mereka melarang, tapi Sekar kekeh ingi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status