Share

Bab 31

Atmosfer di ruang mediasi pengadilan agama terasa memanggang Bimo hidup-hidup. Panas dan makin lama makin sempit menyesakkan dada. Setiap pembuluh darahnya berdenyut cepat, mengimbangi betapa mendidih emosinya saat ini. Tak disangka kalau kepergian Wendy tanpa jejak beberapa waktu lalu ternyata untuk menyeretnya ke pengadilan agama. Bimo menyandarkan punggung ke kursi, menarik napas sekadar mempertahankan bahwa di sini dia harus tetap waras walau sejujurnya ingin memaki orang-orang yang mau saja meladeni permintaan Wendy.

Selain itu, entah sudah berapa lama Bimo tidak berdekatan dengan gadis yang menatapnya tajam penuh dendam. Di dapur hotel, dia juga jarang bertemu Wendy. Apakah dia memutuskan resign di saat karier cemerlang? Melepas semua mimpi demi emosi sesaat? Bimo ragu. Mana mungkin Wendy akan nekat melakukan hal semacam itu?

Tapi, dia sudah menggugatmu, Bim! Sadarlah!

Bimo melonggarkan kancing teratas kemeja bermotif garis vertikal itu, udara di sekeliling dirasa makin menipi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status