Share

31

“Kamu punya pernikahan impian?”

Kinar menggeleng. “Tidak.” Mulutnya ganyem asinan yang disediakan oleh pihak penyelenggara road show.

Saat ini, Kinar dan temannya yang sesama penulis, namanya Kania, sama-sama duduk di kursi menikmati makan siang. Hujan turun membasahi Bandung siang itu. Akhir-akhir ini cuaca mulai tak menentu. Pagi cerah, siang mendadak mendung lalu hujan dan kemudian kembali panas seolah tak pernah ada air dari langit yang mengguyur bumi.

Kinar lemparkan tatapannya pada lalu lalang malang serta para tamu yang datang hendak menginap di hotel. Koper-koper yang di seret serta tas punggung yang digendong menjadi pemandangan penyeling setelah dua jam berada di dalam ruangan. Kinar embuskan napasnya sedang tangannya kembali menusuk asinan buahnya dengan garpu kecil.

Lain halnya dengan Kania yang menghentikan kunyahan pada buah melonnya. Menatap Kinar horor yang sedetik kemudian menyipitkan matanya. Kania curiga, takut jika Kinar penyuka sesama jenis karena di usia yang sud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status