Share

259. Dusta Terang-terangan

“Aku minta maaf jika sikapku menyebalkan,” bujuk Husein kemudian memeluk Habiba dari arah belakang. “Jangan marah.”

Habiba meletakkan kain lap. “Aku tidak marah.”

“Tapi sikapmu berbeda. Wanita memang selalu begitu. Mengaku tidak marah, tapi nyatanya ngambek.”

Habiba diam.

“Kalau kau tidak marah, kenapa kau bisa ada di apartemen ini? Kau sengaja menghindariku bukan? Bahkan ibumu pun diajak sekongkol untuk membohongiku. Ini cara wanita ngambek. Iya, kan?”

Habiba melepas lengan kekar Husein dari perutnya, ia balik badan, hingga mereka berhadapan.

“Jujur, aku kecewa sama kamu,” ucap Habiba dengan wajah datarnya.

Nah, akhirnya Habiba mengaku juga.

“Aku sedih kehilangan Cindy. Di tengah rasa bersalah, aku masih harus kehilangan dia. Ditambah lagi sikapmu yang menyebalkan. Kita sama- sama kehilangan, tapi seolah- olah cuma kamu yang paling tersakiti.”

Husein mendengarkan dengan setia. Semua yang dikatakan Habiba itu benar.

“Aku maklum saat kamu pergi meninggalkanku dan bahkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Emma Shu
............bisa ae akak nih
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
itulah bedanya biba dengan wanita-wanita yang dirimu kenal husein.kebahagian biba bukanlah dari barang mewah.selalu bersama denganmu dan anak-anak saja udah membuat biba bahagia
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
iya, husein.dirimu baik, kalem, romantis dan lembut.......tapi kalo dirimu lagi tidur ya..........kalo bangun,sifatmu berubah 180° .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status