Share

Bab 5

Keesokan paginya Alea terbangun karena mendengar suara gemericik air.

Alea mengerjapkan matanya dan memindai kamar tempatnya tidur. Alea tidak mengenali ruangan ini.

Setelah ingatannya kembali, Alea baru sadar jika saat ini dirinya tidur di hotel. Tepatnya di kamar pengantin yang seharusnya menjadi kamar pengantin Radit dan Maura.

Alea mengambil ponselnya diatas nakas dan melihat saat ini sudah jam 7 pagi.

Alea bangun dari tempat tidur dan membuka tirai dan membuka pintu kaca yang mengarah ke balkon.

Ia merenggangkan tangannya dan menghirup udara segar di pagi hari.

Pagi ini cuaca mendung jadi masih terasa dingin.

"Mas Radit pasti lagi mandi." Alea bergumam sendiri lalu masuk lagi untuk mengambil ponselnya karena terdengar dering panggilan telepon.

Ia melihat nama Diego terpampang di layar ponselnya.

Alea menatap pintu kamar mandi memastikan jika Radit belum akan keluar.

"Halo Go." sapa Alea dan berjalan menuju balkon.

"Lea, kamu kemana aja sih, dari kemarin aku hubungin kamu nggak di angkat-angkat."

"Maaf Go, aku kemarin ada urusan keluarga."

"Oh iya, maaf ya. Aku kemarin nggak bisa datang ke nikahan kakak mu. Aku di suruh antar mama arisan."

"I-iya. enggak papa kok." Lidah Alea terasa kelu menjawab perkataan Diego.

Untung saja kemarin Diego tidak datang, jika datang pasti akan membuat kekacauan.

Radit adalah salah satu dosen di tempat Alea kuliah. Dan pihak kampus belum ada yang tau jika kemarin Radit menikahi Alea.

mereka datang saat resepsi malam hari, dan saat ijab qobul hanya di hadiri oleh keluarga besar mereka berdua saja.

Para dosen dan teman-teman Radit taunya Radit menikah dengan Maura karena memang wajah Maura dan Alea banyak kemiripan, hanya saja Alea lebih cantik dan imut.

"Sedang apa kamu?" Suara bariton Radit mengagetkan Alea yang sedang bertelepon dengan Diego, hingga membuat ponselnya hampir terjatuh.

Alea menutupi ponselnya agar Diego tidak mendengar percakapan nya dan Radit.

"Mas Radit ngagetin aja. Lea lagi telponan."

"Teleponan pake ngumpet-ngumpet segala. Buruan mandi, udah gitu kita sarapan." Titah Radit lalu kembali masuk.

"Iya mas."

Alea meletakkan kembali ponselnya di telinga.

"Halo Go!"

"Lea, suara siapa tadi? Tadi suara laki-laki kan? Kamu lagi selingkuh ya."

Deg.

Lidah Alea terasa kelu untuk menjawab pertanyaan Diego.

"Halo, halo. Lea kamu denger aku kan? Kenapa diem aja?"

"Maaf Go, aku mau mandi dulu. Nanti siang aku telepon lagi ya. Bye." Alea memutuskan sambungan sepihak dan masuk kedalam. Ia melihat Radit sedang push up di lantai.

Alea melihat otot-otot di tangan kekar Radit yang memang tak memakai baju.

Alea menelan salivanya kala Radit berdiri menghampiri nya. Alea dapat melihat perut sixpack dan beberapa otot yang menonjol di badannya.

Tubuh Alea gemetar menatap mata elang Radit yang sepertinya siap memangsa.

Tubuhnya terkunci jangankan untuk bergerak, untuk bernafas saja rasanya sangat susah.

"Kau menelepon siapa?" Pemilik suara bariton itu bertanya tapi tepat didepan wajahnya. Hingga Alea dapat merasakan hembusan nafasnya.

"Mmmm, mmmm." Hanya terdengar suara lirih dari bibir Alea.

Radit mendekat ke tengkuk Alea hingga tubuh Alea meremang dan memejamkan matanya.

"Mandi, ketek mu bau." Bisik Radit pelan. Dan langsung membuat wajah Alea bersemu merah karena malu.

Alea langsung berlari kedalam kamar mandi.

Radit sangat puas bisa mengerjai anak didiknya.

Di dalam kamar mandi dirinya benar-benar mengumpat Radit.

"Brengsek. Memangnya dia siapa berani-beraninya ngatain ketekku bau." Ujar Alea kesal sambil mencium ketiaknya.

"Mana ada bau, aku memakai deodorant mahal. Dasar setres." Alea melepaskan pakaiannya dan menghidupkan shower.

Radit mengambil ponsel Alea yang Alea lempar keatas ranjang.

Ia mengutak-atik ponsel Alea yang tak terkunci.

Ia membuka aplikasi hijau dan mencari orang yang menelepon istrinya tadi.

"Diego!" Beo Radit. Ia mengernyitkan dahinya berusaha mengingat siapa Diego, karena sepertinya Radit tidak asing dengan nama itu.

"Apakah anak ini dari kelas hukum?"

Radit membuka room chat dan membuka chating Alea dan Diego.

Radit tersenyum geli membaca chatting antara Diego dan Alea.

"Menggelikan." Radit buru-buru keluar dari room chat dan menonaktifkan ponsel Alea.

Ia tak ingin Diego mengganggu nya dan Alea.

Tak lama kemudian Alea keluar dari kamar mandi dengan memakai bathrobe.

"Mas Radit ngapain?" Tanya Alea yang heran melihat Radit mengulum senyumnya.

"Duduk." Jawab Radit singkat.

Alea menghela nafasnya dan berjalan mengambil pakaiannya, setelah itu ia kembali masuk ke dalam kamar mandi.

"Mas." Alea sudah siap dengan memakai kaos putih dengan dada rendah dan rok jeans diatas lutut rambutnya yang sedikit basah ia urai begitu saja.

Radit yang sedang merokok di balkon membalikkan badannya.

Ia terpesona melihat penampilan Alea yang berbeda, biasanya Alea memakai kaos dan celana saja.

"Lama." Ujar Radit singkat lalu meninggalkan Alea yang masih mematung di ambang pintu balkon.

Alea menghela nafasnya kasar dan mengikuti Radit dari belakang.

"Sini." Radit menggandeng tangan Alea dan masuk ke dalam lift menuju restoran hotel.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status