Share

Bab 9

Mereka berdua makan dengan di selingi sedikit obrolan.

"Gimana skripsi mu?" Tanya Radit tanpa menatap Alea.

"Ya gitu deh, belum di ACC sama pak Nino."

"Biar besok saya yang bilang sama Nino. Setelah di ACC apa kamu mau kita pergi bulan madu?"

Uhuuk.

Uhuuk.

Mendengar perkataan Radit Alea langsung tersedak.

Radit memberikan air minum pada Alea.

"Pelan-pelan kenapa!" Ujarnya.

"Bulan madu?" Alea bergidik membayangkan dirinya pergi bulan madu dengan Radit.

"Kalo nggak mau juga nggak papa." Radit menyudahi makannya dan meninggalkan Alea sendiri di meja makan.

Ia naik kelantai atas dan masuk ke dalam kamarnya.

"Apa aku terlalu terburu-buru?" Radit bermonolog sambil menatap pantulan dirinya di depan cermin.

***

Keesokan paginya Alea dan Radit berangkat ke kampus bersama-sama.

Hari ini Radit masih cuti. Namun Ia sengaja ingin datang ke kampus untuk menemui rekannya. Sedangkan Alea masih harus menemui dosen pembimbingnya.

"Mas, Lea turun duluan ya." Alea merapihkan penampilannya dan turun dari mobil Radit.

"Tunggu Le." Radit mencekal pergelangan tangan Alea.

"Ada apa mas?"

"Kamu putuskan hubungan mu dengan pacarmu itu hari ini juga."

Alea mendelikkan matanya mendengar titah Radit.

"Aku harus cari alasan apa mas?"

"Kamu bilang saja kalau kamu sudah menikah, jujur lebih baik."

"Baik mas, Lea akan mengatakannya pada Diego."

Jawab Alea lemah, ia lalu turun dari mobil dan berjalan lesu.

Radit menatap kepergian Alea sambil tersenyum.

Lalu Radit juga ikut turun dan berjalan menuju ruangan dosen.

"Loh pak Radit kok ada disini, bukannya masih cuti ya." Tanya Nino yang melihat Radit berada di ruangan dosen. Nino adalah salah satu dosen muda yang menjadi dosen pembimbing Alea.

"Saya sengaja datang kesini karena ingin minta tolong sama pak Nino supaya ACC skripsi Alea."

Nino mengernyitkan dahi nya tak paham.

"Memangnya kenapa pak?"

"Saya tau pak Nino suka sama Alea, tapi rasanya nggak etis jika pak Nino melakukan itu hanya untuk tetap bisa bersama Alea."

"Bukan begitu maksud saya pak. Baiklah saya akan ACC skripsi Alea. Kalau boleh tau memangnya kenapa pak Radit menemui saya hanya untuk mengatakan itu?"

"Karena Alea sudah men, , , ,"

"Pagi pak Radit, pagi pak Nino. Wah pengantin baru kenapa sudah berada di kampus. Bukannya pak Radit ambil cuti ya."

Sela salah satu dosen senior yang baru datang menyapa mereka.

"Saya ingin bertemu dengan pak Nino. Ya sudah, terimakasih pak Nino. Kalau begitu saya pamit dulu."

Radit meninggalkan ruangan dosen dan menuju ke parkiran. Sopir pribadi Radit membukakan pintu mobil untuk Radit.

"Kita kemana Den?" Tanya sopir pribadinya Radit.

"Ke kantor saja pak."

Radit mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Alea.

"Halo mas."

"Saya tunggu jam 1 siang di kafe Panorama. Kamu ajak pacarmu kesana dan putuskan dia disana."

"Iya mas." Alea merasa tertekan dengan perintah Radit. Bagaimana bisa tiba-tiba dirinya harus memutuskan Diego.

Padahal mereka tidak sedang ada masalah.

Tapi dirinya lebih takut jika melanggar kodratnya sebagai seorang istri.

"Ya Tuhan, kenapa hidupku jadi begini?" Alea bermonolog dan menatap langit.

"Ada apa sih Le?" Tanya Tika, teman karib Alea di kampus.

Alea hanya menyunggingkan senyumnya dan menggelengkan kepala.

"Le, kita udah berteman lama. Aku tau kalo kamu lagi punya masalah, ayolah cerita sama aku."

Tika menatap lekat mata Alea yang sepertinya tersimpan beban berat.

Lagi-lagi Alea tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Aku nggak papa kok. Nanti suatu saat aku pasti akan cerita sama kamu."

"Le, pliss cerita sama aku, mana tau aku bisa ngasih solusi."

"Tika, aku benar-benar belum siap. Tolong mengerti aku."

Alea merasa belum siap memberi tahukan permasalahan nya pada Tika.

"Ya udah kalo memang kamu belum siap. Tapi aku selalu siap kapanpun kamu butuh aku."

Tika merangkul pundak Alea yang duduk di sebelahnya.

"Makasih ya Tik."

Mereka memesan makanan di kantin sambil menunggu jam untuk bertemu dosen pembimbing.

"Gimana skripsi mu Tika?"

"Udah siap, mudah-mudahan langsung di ACC. Kalo sampe di coret lagi aku nggak ngerti lagi deh, aku benar-benar udah nggak punya uang lagi untuk bikin skripsi."

"Astaga, kenapa nggak bilang. Kalo butuh apa-apa bilang, nanti aku bantu."

"Aku nggak mau ngerepotin kamu, kita kan sama-sama bukan dari keluarga sultan."

"Tapi kalo cuma untuk skripsi aku bisa bantu."

"Aku nggak enak ngerepotin kamu terus."

"Kaya apa aja sih Tika."

Alea menghubungi Diego untuk mengajaknya ke kafe.

Hari ini juga Alea ingin memutuskan hubungannya dengan Diego.

Lea tidak ingin terus-terusan merasa bersalah pada Diego.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status