Share

Menjadi Pengantin Calon Kakak IparKu
Menjadi Pengantin Calon Kakak IparKu
Penulis: Bening Cinta

Bab 1

Alea tersenyum lebar menatap cermin. Ia tampak cantik menggunakan kebaya berwarna biru dengan make-up yang lumayan tebal. 

Hari ini adalah hari pernikahan kakak kandungnya, Maura bersama teman masa kecilnya yang bernama Radit. Yang Alea tahu, Maura dan Radit sudah berteman sejak 10 tahun lalu.

Alea pun mengenal Radit karena mereka juga sering bermain bersama. Radit bahkan sering membantu Alea untuk menyelesaikan skripsinya. Pastii rasanya menyenangkan menjadi adik ipar Radit.

“Le,” mamanya memanggil dari arah belakang. “Panggil kakakmu, ya. Acara sudah mau dimulai.”

Alea menangguk. “Siap, Ma!”

Alea pun melangkah ke kamar hotel kakaknya yang berada di sebelah kamarnya. Acara pernikahan ini memang dilaksanakan di ballroom hotel, dan beberapa kamar disewa untuk keperluan persiapan.

“Kak?” Alea mengetuk pintu kamarnya.

Namun, Alea merasa aneh ketika melihat pintu kamar hotel itu tidak terkunci. Ia pun segera masuk.

Kamar itu kosong. Alea tidak melihat Maura dan hanya melihat kebaya pengantin teronggok di atas kasur. Alea berpikir jika Maura sedang di kamar mandi.

Ketika ingin memeriksa kamar mandi, matanya melihat ada kertas yang tertempel di cermin rias. Alea mendekati dan mengambilnya.

Papa, Mama. Maaf Maura tidak bisa menikahi Radit. Maura mencintai pria lain. Maaf sudah membuat Mama dan Papa berada dalam kesulitan. Maura pergi.”

Deg.

Jantung Alea seolah berhenti berdetak kala membaca pesan dari Maura.

Tangannya gemetar memegang kertas itu, dan tiba-tiba air matanya tumpah.

“MAMA!”

Alea segera mencari orang tuanya di kamar sebelah. Mereka pun terkejut melihat anak itu berderai air mata.

“Ada apa, Lea? Kenapa kamu menangis. Di mana Maura?” Tanya Danu, papanya, dengan wajah panik. 

Begitupun dengan istrinya.

Tanpa mengatakan apapun, Alea memberikan secarik kertas pesan dari Maura.

“Maura! Kau benar-benar ingin mempermalukan orang tuamu!” Danu meremas kertas di tangannya dengan wajah memerah karena marah.

“Ada apa pah? Kenapa dengan Maura?” Linda, mamanya, merasa bingung dengan kondisi Alea yang menangis dan suaminya yang marah.

Danu menatap istrinya dengan mata membulat.

“Anakmu itu kabur dengan laki-laki lain.”

“Apa!!! Maura! Tidak mungkin, ini tidak mungkin. Mauraa!!” Tubuh Linda limbung dan merosot ke bawah, dengan sigap Danu menahannya dan membaringkan istrinya di atas ranjang.

“Bagaimana ini pah, mama pingsan!” Tanya Alea dengan air mata menganak sungai melihat dan mama pingsan?” Alea memijat dahi Linda dengan minyak angin.

Danu hanya diam terpaku menatap tubuh istrinya diatas ranjang. Istrinya memang memiliki riwayat darah tinggi. Ia takut akan berakibat fatal jika terus memikirkan kondisi pernikahan Maura dan Radit yang terancam batal.

Lagipula mereka pasti akan sangat malu pada tamu undangan dan keluarga Radit.

“Danu, mempelai pria sudah datang.”

Ujar salah satu keluarga mereka.

“Aku akan kesana.”

“Lea, temani mama mu di sini. Papa akan menemui Radit.”

“Baik pah.”

Alea mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Maura.

Namun nomornya sudah tidak aktif.

“Tega sekali kakak sama kami, hiks hiks.” Alea menangis menatap layar ponselnya.

Perasaannya sama seperti kedua orang tuanya. Sedih, marah dan malu. Bagaimana mereka akan menghadapi pertanyaan dari para tamu undangan dan saudara. Serta bagaimana tanggapan keluarga besar Radit pada mereka. Alea tidak ingin orang tuanya disalahkan atas kejadian ini.

Danu menghampiri Radit yang sudah duduk di meja akad bersama dengan para saksi dan penghulu. Hanya tinggal menunggu dirinya dan mempelai wanitanya saja.

Danu membisikkan kata-kata di telinga Radit.

Dan Radit mengikuti langkah Danu menuju kamar dimana Alea dan Linda berada.

“Ada apa ini Om? Kenapa Tante? Dan dimana Maura?”

Tanya Radit dengan wajah bingung.

Radit melihat Alea juga menangis di samping Linda.

Melihat Danu yang hanya diam saja membuat Radit kesal.

“Om, katakan ini ada apa. Kemana Maura!” seru Radit dengan nada kesal.

“Radit, om minta maaf sama kamu. Maura kabur dengan pria lain.”

“Apa! Bagaimana bisa dia kabur dengan pria lain padahal dia tau hari ini kita akan menikah. Kenapa dia tidak membatalkan pernikahan dari kemarin. Apakah dia sengaja ingin membuatmu malu!” Dada Radit nain turun karena emosi. Ia melemparkan kopiahnya ke sembarang arah.

Mendengar suara gaduh, Linda akhirnya terbangun.

“Radit, tolong nikahi Alea.” Ujar Linda sembari berusaha untuk duduk.

Alea yang mendengar itu langsung mendelikkan matanya.

“Mah.” Ujar Alea lemah dan menggelengkan kepalanya. Air matanya kembali tumpah mendengar perkataan sang mama.

“Tolong Lea, tolong nak. Mama lebih baik mati daripada harus menanggung malu seperti ini. Tolong sayang, kamu sayang sama mama kan?” Linda menangkup wajah Alea dengan kedua tangannya.

Alea hanya terisak tak bisa berkata apapun.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status