Share

92. Penyambutan Dahlia

Aku semakin hancur. Perasaan gelisah dan khawatir yang semula reda kembali menikam tubuhku. Aku tidak bisa lagi berpikir otakku kosong dan pandanganku tak menemukan cahaya.

Andin menatapku lekat, dia tidak berhenti memperhatikan selepas telepon terakhir dari Frans. Entah apa yang dia pikirkan, aku tidak tahu persis.

Sampai sore hari tiba, waktunya toko menutup gerai aku tak berniat beranjak sekalipun beberapa karyawan berpamitan padaku seraya mengajakku pulang bersama. Namun, aku enggan. Seakan akan suatu waktu Amelia akan berlari memanggilku lalu memeluk tubuh ini.

Semua karyawanku masih saling berbisik, lebih tepatnya aku tidak tahu apa yang mereka katakan, yang kurasakan hanya suara mereka masuk ke telinga kiri kemudian keluar dari telinga kanan. Begitu terus. Sampai akhirnya tubuhku terhuyung ke depan hingga terantuk pinggiran meja.

Seketika aku terhenyak dari pikiran panjang yang menyesatkan. Masih untung ada Andin yang mampu gerak cepat dalam menangkap limbungnya tubuhku. Aku h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status