Share

62

Pangeran Candrakumala mengumpat kasar.

Tak aneh, sebab ia dilempar sejadinya hingga jatuh bergulingan dan hampir melesak masuk ke api unggun. Masih sambil mengumpat, ia bangkit berdiri dan menoleh ke arah asal lemparannya tadi.

“Sialan! Kau siapa!?”

Seorang pria gundul terkekeh. Sesaat Candrakumala mengira orang itu naik harimau. Ternyata bukan. Ia nampak mirip harimau karena memakai kulit macan sebagai pakaian. Seluruh tubuh dari pundak dan leher hingga bagian bawah tungkai tertutup kulit harimau, sehingga tinggi tubuhnya yang sesungguhnya sukar ditebak.

“Apa yang terakhir kauingat?”

Mata pria paruh baya berusia awal 50-an itu sipit, mirip seperti orang-orang peranakan Tiongkok. Namun ia menyipit karena nyala api unggun sangat menyilaukan. Baru Candrakumala menyadari bahwa yang membuat suasana malam terang adalah karena api unggun itu benar-benar besar. Hampir seperti kebakaran, dan bukan lagi sekadar api untuk penerangan s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status