Share

Bahagia

"Mbak, nanti kalau aku ke rumah Bapak, Mbak Nova menemani aku ya? Aku takut," kata Nova sebelum kami tidur.

Aku senang, akhirnya Ibu dan Septi bisa rukun lagi. Tadi, aku, Ibu dan Septi bicara dari hati ke hati. Ibu belajar untuk memaafkan kelakuan Bapak. Berdamai dengan masa lalu, seperti kata Pak Edi. Ternyata damai itu indah. Ibu juga sudah mengizinkan Septi untuk menemui Bapak dan Ibu Sis.

"Takut apa? Takut nggak diterima? Kamu itu khawatir yang berlebihan. Insyaallah kalau niat kita baik, semua juga akan baik-baik saja. Kalau mau kesana, mampir dulu ke rumahku. Nanti kita sama-sama ke rumah Bapak," jawabku.

Septi mengangguk, kemudian memelukku.

"Maafkan aku ya Mbak. Selama ini aku membenci Mbak Nova. Hanya karena Mbak Nova dekat dengan Bapak. Seharusnya aku bangga punya kakak seperti Mbak Nova. Karena Mbak tetap baik denganku, walaupun aku sering berkata ketus setiap Mbak bertanya. Maafkan aku," ucap Septi sambil meneteskan air mata.

"Aku sudah memaafkanmu. Aku tahu, kamu itu h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status