Share

Gadis Senja

Selepas pulang dari kantor, aku tidak langsung pulang. Melainkan mampir di kedai bakso cuanki. Sudah lama rasanya aku tidak kesini. Dan mendadak ingin makan yang pedas-pedas.

"Seporsi ya, Bang. Yang pedes. Banyakin kuahnya."

"Siap, Non cantik."

Sembari menunggu pesanan, netraku menatap sekeliling. Udara panas tadi siang perlahan meredup. Langit berubah jingga. Cantik. Aku suka senja, tapi sayang sekali, dibalik senja menyimpan kegelapan. Mungkin sama dengan hakikat hidup, bahwa tak selamanya akan indah. Ada kalanya kesedihan datang menyapa.

"Ini, Non pesanannya."

"Eh? Iya bang." bang Cuanki mengagetkan saja. Tapi salahku juga sih yang malah melamun. Memberikan lembar hijau padanya, lalu menerima kembalian.

Saat membuka pintu mobil, sebuah suara memanggilku.

"Heh! Wanita mandul!"

Aku sontak menoleh. Terkejut mendapati ibu mertua yang bersidekap dan tersenyum mengejek.

"Gimana rasanya hidup sendiri? Dasar wanita mandul!"

Tanganku mengepal. Menggeram marah. Wanita itu masih sama belaguny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status