Share

Bab 59

"Tenangkan dirimu! Jangan pikirkan kata-kata wanita gila itu!" Rasyad menghidangkan secangkir teh hangat untuk Arisha yang duduk di sofa dengan tubuh gemetar.

Arisha mendongak, menatap sendu pada Rasyad. "Aku menyedihkan, bukan?"

Rasyad menggeleng.

"Di mataku, kau wanita istimewa dengan kesabaran yang luar biasa," kata Rasyad, tersenyum hangat. "Wanita lain mungkin akan balas mencakar atau menjambak rambut perempuan gila itu. Setidaknya, mereka akan balas memaki."

Arisha tersenyum kecut. "Aku tahu kamu hanya sedang mencoba menghiburku. Terima kasih! Setidaknya, masih ada seseorang yang peduli padaku."

Tidak mudah menghapus goresan luka, apalagi bila luka itu dikemas dengan rasa malu.

Rasyad memahami perasaan Arisha. Ia turut prihatin. "Sebaiknya kau bersihkan tubuhmu! Kau pasti merasa tidak nyaman."

Benar. Arisha merasakan kulitnya lengket dan menguarkan aroma tak sedap.

"Kamu tak ada bedanya denganku," sahut Arisha, memperhatikan penampilan Rasyad yang mirip lukisan abstrak.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status