Share

Bab 82

"Kakak cantik kelihatannya kok tegang banget? Makanannya cuma diobok-obok doang. Kenapa? Dimarahi Kak Rasyad?"

"E-enggak kok. Ini baru mau dimakan. Tadi masih panas." Arisha jadi kikuk mendapat tatapan lekat dari Rasyad setelah mendengar rentetan pertanyaan dari Irsyad.

Semenjak kemarin malam, Rasyad tak banyak bicara, tak pula bertanya. Sikapnya itu justru membuat Arisha jadi serba salah.

Suasana mendadak canggung. Semua gara-gara mata Irsyad yang terus mengawasinya. Entah kenapa remaja labil itu seperti sangat terobsesi dengannya.

"Kalau ada sesuatu yang ingin kau sampaikan, katakan saja!" Rasyad akhirnya bicara di sela-sela suapannya.

Dia bukannya marah atas perbuatan Arisha yang pergi tanpa pamit, tapi lebih kepada rasa khawatir akan keselamatan gadis itu.

Merasa mendapat kesempatan, Arisha pikir inilah saatnya ia mengungkapkan keinginannya. Keinginan yang telah ia pertimbangkan matang-matang sejak kedatangan Irsyad ke kamarnya.

"Um, aku … udah lumayan lama tinggal di sini—
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status