Share

chapter 63 - Stay Forever

Keduanya duduk di ruang tamu dengan menikmati sarapan paginya, wajah Julian sedikit terlihat datar dan hanya memilih untuk menikmati kopi yang dirinya buat, menatap bagaimana Leira menikmati sarapan pagi, apakah gadis itu tidak menyadari apa yang membuat dirinya begitu marah?

Siapa yang sudah menyuruh Leira untuk membeli pakaian itu? Bukan hal apa-apa dan juga bukan hal yang harus di bicarakan, hanya saja untuk apa Leira melakukan hal itu? Tanpa perlu melakukan apapun Julian sudah pasti akan menyentuh istrinya, itu haknya dan tidak mungkin Julian hanya menunggu Leira memulainya lebih dahulu.

Pakaian victoria secret, pasti sudah banyak yang tahu, tentang pakaian dalam wanita yang begitu seksi dan sangat tipis.

"Leira, katakan siapa yang mengajari tentang memiliki pakaian seperti itu? Apakah kamu nyaman menggunakannya?"

Leira jadi tidak bersemangat lagi menikmati sarapannya, kenapa dirinya harus membuat alasan? Kenapa juga Julian sampai memberikan tatapan seperti itu? Tatapan tajam dan wajah datar itu hanya karena sebuah pakaian dalam?

Apa yang membuatnya semarah ini?

"Kalau aku mempelajari itu sendiri kenapa? Apa aku tidak boleh berpakaian dewasa untukku sendiri? Kamu lebih suka aku seperti apa!?" Tanya Leira, dia merasa kesal karena Julian begitu aneh, padahal jauh sebelumnya Leira belajar tentang hal itu, pakaian dalam yang semua Leira bawa adalah pemberian dari ibunya dan temannya.

"Leira, aku bukannya melarang, kamu tidak lupa dengan hal yang pernah aku katakan bukan? Aku mencintaimu karena itulah dirimu, Leira. Tidak perlu melakukan apapun karena aku akan tetap menerima siapapun dirimu, dan jangan pernah merubah dirimu untuk menjadi orang lain, Leira. Ingat hal itu,"

Leira tahu, tapi apakah salah jika dirinya ingin menunjukan dirinya di versi dewasanya? Tidak selamanya Leira akan berusia 18 tahun, dia akan berusia 20 tahun lalu 30 tahun dan akan mencapai 50 tahun, dia juga ingin menyesuaikan usianya dengan gaya dirinya, lalu perlahan memahami dunia hamil, karena itulah proses wanita untuk menjadi ibu.

"Aku ingin mencobanya Julian, aku tidak memikirkan hal lainnya, aku pikir itu perlu jadi aku pikir untuk menggunakannya, bisakah kamu mengerti? Aku ingin sedikit dewasa, Julian."

Julian tersenyum, pria itu meletakan kopi di meja lalu tangannya terulur untuk mengambil kedua tangan sang istri, matanya terus menatap Leira, "Aku tahu, tapi Leira seseorang tidak bisa dikatakan dewasa hanya dengan gaya pakaian, tapi pikiran dan hati yang bisa membuat orang menjadi dewasa,"

Julian mengusap wajah Leira, lalu mengecup keningnya selama lima detik, menjauhkan lagi wajahnya dan menghapus sisa makanan yang menempel di area bibir Leira.

"Ayo kita pergi sekarang, sepertinya acara akan segera dimulai," Lanjutnya, Julian menggandeng tangan Leira untuk segera meninggalkan kamar hotel, keduanya langsung turun ke lantai dasar.

"Memang kemana kamu akan membawaku, Julian?" Tanya Leira, sebenarnya ada hal yang dirinya ingin lakukan juga dengan Julian, dia ingin mengunjungi salah satu tempat sejarah lainnya di kota paris ini.

"Tempat sederhana, tapi itu akan menjadi hal luar biasa untukku dan kamu,"

Julian kembali membawa Leira untuk segera masuk ke dalam taksi setelah meninggalkan hotel, tanpa menunggu Julian langsung menyebutkan nama tempatnya.

_______

Gereja

Leira sedikit menatap bingung tempat yang Julian tunjukan padanya, katakan tempat sederhana tapi itu akan menjadi hal luar biasa untuk kita berdua?

Apakah Julian ingin menyampaikan harapannya di sini? Atau hal apa yang ingin dirinya lakukan? Berdoa?

"Ayo kita masuk, tunggu apa lagi." Ucap Julian, dirinya membawa Leira untuk segera masuk ke dalam gereja.

Hal pertama Liera lihat saat pintu terbuka adalah gereja yang begitu sepi dan hanya ada seorang pendeta disini, jika dilihat dari desain interiornya, gereja ini memiliki ciri khas kota pasos dengan gaya klasiknya, rasanya seperti masuk ke dalam situs sejarah.

Julian meletakan tangan Leira di lengannya, lalu memberikan gadis itu buket bunga yang sebelumnya sudah dirinya siapkan, keduanya berjalan seperti sepasang kekasih yang akan berjalan menuju altar, Leira tampak tidak percaya dengan hal yang Julian lakukan, dia gugup dan tidak mengerti kenapa Julian melakukan hal ini.

"Aku yakin, kamu akan mengerti nantinya," Ucap Juliann singkat dan jelas, pria itu kembali membawa Leira untuk melangkah ke altar, pria itu memang berencana untuk menikmati Leira secara resmi, kenapa pernikahan mereka sebelumnya hanyalah kontrak.

Leira merasa gugup dan sedikit bingung, kejadian ini mengingatkan dirinya tentang pernikahan, dia tidak lupa dengan buket bunga yang ada di tangannya, lalu keduanya berjalan mendekati sang pendeta, apakah Julian berencana menikahi lagi?

Tapi untuk apa melakukan hal ini?

"Hari ini di hadapan tuhan, wkus sebaga8 seorang pendeta sekaligus saksi, aku akan menyatukan kedua orang dalam ikatan pernikahan resmi," Ucap sang pendeta, dia membuka halaman buku yang ada di tangannya, lalu meletakkan kain di atas kepala Leira dan Julian.

"Dengan ini, aku akan menyatukan kalian dalam hubungan sakral ini, untuk saudara Julian apakah kamu bersedia menikahi Nona Leira dengan kondisi bahagia maupun sakit, setia bersamanya hingga waktu memisahkan kalian," Ucap Sang pendeta.

Leira terkejut, degup jantungnya berpacu lebih kencang dari biasanya dengan cepat Leira menatap ke arah Julian, rasanya hatinya begitu bahagia dan ingin menangis saat ini.

Julian menghela nafas sebelum memulai nya, dia sangat gugup dan terasa hingga menguatkan menggenggam tangannya.

"Aku Julian, aku bersedia menikahi Leira dalam keadaan sehat ataupun sakit, setia bersamanya dalam keadaan apapun dan akan terus disisinya sampa8 waktu memisahkah kita," Ucap Julian, dengan tegas dan benar, walau dia sedikit menambahkan janjinya.

"Dan apakah nona Leira, bersedia menikahi saudara Julian dengan keadaan sehat ataupun sakit, setia bersamanya dalam keadaan apapun dan akan terus disisinya sampai waktu memisahkan kita," Ucap Leira, lalu gadis itu tersenyum ke arah Julian, tanpa menunggu apapun Leira mengecup bibir Julian dan memberikan pelukannya.

"Dengan ini, di hadapan tuhan, kalian telah resmi menikah,"

Leira menangis dalam pelukan Julian, seluruh air matanya tumpah di jas yang pria itu kenakan, bahag8a yang selalu diinginkan banyak wanita, yaitu menikah dengan seseorang yang dia cintai, lagipula Leira tidak akan mau mencoba mencintai pria lain, hatinya sudah sepenuhnya milik Julian.

Julian juga ikut merasa bahagia, karena sekarang seutuhnya Leira miliknya, bukan lagi istri kontraknya, melainkan istri resminya, jika suatu hari mereka bercerai, hanya dokumen kontrak yang akan membuat mereka cerai sedangkan pernikahan resmi tidak akan ada yang bisa memisahkan mereka.

"Aku sungguh mencintaimu, Julian." Ucap Leira, dia mendekatkan tubuhnya dan memeluk erat Julian, dia berusaha untuk berhenti menangis, tapi sungguh dirinya ingin menangis untuk suatu hal bahagia sangatlah indah.

"Aku juga Leira," Ucap Julian, pria itu mengusap kening Leira lalu membantunya menghapus sisa-sisa air matanya, hingga akhirnya Julian kembali mencium bibir Leira.

Hingga akhirnya keduanya memilih untuk kembali menikmati hari-hari honeymoon mereka, walau suasana hati Leira masih tidak percaya tapi akhirnya itulah yang terjadi, dan keramaian kota, keduanya menikmati travel mereka d3ngan memakai cincin pernikahan mereka.

Hari yang indah kembali datang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status