Share

2. Sisi Lain Sierra Harper

Kalau saja di dunia ini ada pekerjaan yang bisa memberi upah 40 dollar selama satu jam tanpa perlu membuka baju, Sierra akan jadi orang pertama yang mendaftarnya. Sehingga hanya dalam waktu setengah tahun saja hutangnya dapat lunas.

Sayangnya, Sierra harus mengubur harapannya itu dalam-dalam karena pekerjaan seperti itu hanya untuk orang yang berpendidikan tinggi dan punya “orang dalam” di perusahaan yang dapat menjamin akan dapat upah tinggi.

“Harper, bagaimana kemajuannya?” tanya Nora penuh arti sambil memegang gelas kopinya.

Sierra yang baru saja tiba di lobi gedung stasiun TV ABC terkesiap karena kemunculan Nora yang  tiba-tiba di belakangnya. Sudah beberapa hari ini Nora terus menerornya dengan pertanyaan serupa terkait interview dengan River Clyaton.

“Aku sedang berusaha mendapatkan kontaknya,” jawab Sierra.

Nora menjawil pundak kanan Sierra, “Masa harus kuajarkan juga bagaimana caranya, Harper?”

Sierra menghela napas letih kemudian berbalik, “Ya, menurutmu bagaimana caranya?”

Nora mendekatkan tubuhnya hingga bisa berbisik di telinga kanan Sierra. “Kau kencani saja teman nongkrongnya dulu, baru kau tanya kontaknya. Terry Floyd pernah menjadi klienmu, bukan?” sergah Nora mengingatkan Sierra pada kliennya beberapa bulan lalu.

Lantas, Sierra melirik Nora penuh selidik. Sejak atasannya itu memergokinya di lobi hotel Crown pada pergantian malam tahun baru tengah merangkul Dilson, hakim yang sedang terkenal karena baru saja memvonis mati seorang pembunuh berantai.

Mudah bagi Nora untuk melakukan pengecekan langsung pada pegawai hotel serta CCTV di lantai kamarnya dan Dilson bermalam kala itu.

“Kukira kau bakal mengganti narasumbernya. Tidak kusangka kau malah memberiku ide brilian,” sindir Sierra dengan ekspresi sebal.

Nora yang memang sudah kebal dengan segala sindiran serta sarkasme Sierra kemudian menepuk bahu kiri wanita itu, “Aku percaya padamu, Special Lady.”

Hanya butuh tiga hari bagi Nora untuk mengumpulkan data-data mengenai pekerjaan sampingan Sierra selain menjadi asisten produksi di ABC News. Profesi yang sudah dijalani wanita itu sejak dirinya berumur 21 tahun.

Seperti kebanyakkan alasan klise lainnya, Sierra melakukannya karena terpaksa. Biaya pengobatan ibunya sebesar 20.000 dollar serta ayahnya yang kurang ajar sudah kabur dengan meninggalkan utang sebesar 30.000 dollar pada lintah darat.

Meninggalkan Sierra sebuah beban berat untuk melunasi hutang tersebut. Pasalnya jika tidak lunas, Sierra yang sudah dijaminkan ayahnya kepada para lintah darat itu sebagai gantinya.

Dalam semalam saja Sierra bisa mengumpulkan uang 100 sampai 500 dollar jika beruntung. Maksudnya, jika kliennya memberi tips lebih yang berarti ekstra pelayanan lain yang harus dilakukan Sierra. Tapi sesekali ada juga kliennya yang berbaik hati padanya dengan memberinya tips secara cuma-cuma.

Jika malam tiba, Sierra akan berubah menjadi satu sosok wanita yang amat menggoda, agresif juga persuasif di saat bersamaan. Sierra tidak akan ragu menggunakan segala kelebihan pada tubuhnya, juga kecantikannya yang kerap dikagumi mati-matian oleh para kliennya. Secara khusus bahkan kliennya menamai Sierra di kontak ponsel mereka sebagai ‘My Special Lady’.

***

“Kau meneleponku kembali bukan karena rindu padaku, bukan?” seru Terry Floyd di sisi ranjang sambil membelai punggung Sierra yang tanpa pakaian sehelai pun tampak estetik.

Sierra berbalik dan mengelus pipi kiri Terry dengan gerakan yang seketika membangkitkan sesuatu pada pria itu, “Salah satu alasannya itu tentu saja.”

Terry yang sudah kepalang tidak sabar segera menyambar bibir Sierra pada sekali kerjapan. Samar-samar, masih terasa wine merah yang tadi diminumnya bersama wanita itu sebelum mereka berpindah ke king bed pada kamar suite sebuah hotel di pusat kota.

Bukan hanya bibir wanita itu saja yang dicicip Terry dengan penuh lahap. Bagian tubuh lain Sierra tidak luput dari gigitan yang berangkat dari hasrat menggebu-gebu dari dalam diri Terry. Dari semua wanita yang pernah dikencaninya atau sekadar bermalam dengannya, hanya Sierra yang meninggalkan kesan tidak terlupakan.

Entah, sihir apa lagi yang dipakai wanita itu terhadapnya. Yang jelas, Terry selalu menelepon wanita itu ketika baru saja kembali ke New York setelah berdinas dari luar kota mau pun luar negeri. Berkali-kali Terry menghubungi nomor Sierra, selalu berakhir dengan kotak suara yang menyahut.

Terry menggeleng setelah melakukan pijatan pada bagian bawah pinggang milik Sierra yang amat privat tersebut. Jari-jari panjang Terry yang bermain makin giat di sana hingga beberapa kali Sierra mengerang penuh kenikmatan.

“Katakan padaku, Sierra Harper. Apa alasanmu menghubungiku?” tanya Terry yang masih diserang rasa penasaran yang menyerangnya sejak menginjakkan kaki di lounge hotel untuk makan malam terlebih dahulu beberapa jam sebelumnya.

“Apakah itu penting bagimu?” seru Sierra usai melepaskan bibirnya dari bibir Terry.

Terry terkekeh lalu mengelus lembut pipi Sierra, “Asal kau tahu saja, aku sedang merasa sepi ketika kau menghubungiku dan mengajak makan malam. Tidak biasanya juga kau menentukan tempatnya.”

“Ah, alasan klise. Aku terlalu sering mendengarnya, Terry.” Sierra mengibaskan tangan kanannya kemudian memberi senyum menggoda.

“Tapi aku tahu kalau semua yang terjadi di antara kita atas dasar bisnis semata, kan? Kau tidak pernah menganggapku sebagai priamu sesungguhnya,” seru Terry kemudian menghela napas.

Sierra segera menempelkan tubuhnya lagi pada tubuh Terry yang lebih besar darinya. Sekali lagi, Sierra melakukan gerakan sensual sampai wanita itu merasa bagian tubuh Terry mulai mengeras.

Meski belum waktunya, karena Sierra tahu karakteristik kliennya ini yang sedang bermain-main dulu sebelum masuk permainan utama, wanita itu malah mengarahkan sendiri pusat tubuh Terry tersebut melesak masuk.

“Kau ingin mendengar jawaban apa dariku, Terry?” goda Sierra lagi.

Terry menggeleng dan kesadarannya perlahan menghilang. Terbakar oleh kenikmatan tubuh Sierra yang mulai menyatu dengannya disertai dorongan menggairahkan wanita itu.  Rasanya tidak ada wanita lain yang melakukannya begitu mahir seperti Sierra.

“Lakukanlah sering-sering, Sierra.” Sahut Terry kemudian memekik penuh kenikmatan.

“Baiklah… Aku akan coba mempertimbangkannya di tengah jadwalku yang super sibuk…” seru Sierra menggantung karena tiba-tiba Terry menarik tubuhnya untuk rebah persis di atasnya.

Untuk sesaat, mereka menyatu dalam irama yang sama. Berkali-kali Terry meneriakkan betapa dirinya menikmati bagaimana wanita itu memuaskan dahaganya yang telah lama terpenjara sekian lama.

Apalagi ketika Terry menikmati wajah Sierra lekat-lekat dengan lekukan tubuhnya yang memberinya kepuasan tambahan.

“Katakan, Sierra… Apa yang kau butuhkan dariku? Mengajakmu kabur ke belahan dunia lain? Memberimu tips lebih?” seru Terry di tengah gerakan Sierra yang tiba-tiba dihentikan wanita itu.

“Apa pun itu yang kuminta akan kau berikan?” seru Sierra sambil menyampirkan beberapa helai rambutnya ke belakang kuping kirinya.

Terry mengangguk, “Ya. Apa pun itu.”

Sierra tersenyum karena merasa misinya malam ini nyaris berhasil, “Aku butuh kontak River Clayton untuk wawancara eksklusif kantorku.”

“Berhentilah bekerja jadi jurnalis dan cukup jadi sekretarisku saja, Harper.”

“Tapi kau tahu kan, mimpiku tidak seperti itu?” seru Sierra sambil memainkan jari-jari lentiknya tepat di dada bidang Terry.

Terry menghela napas kesal, “Baiklah. Aku sudah berjanji akan memberikan apa pun yang kau minta.”

Sierra tersenyum tulus untuk pertama kalinya di hadapan kliennya, “Thank you, Terry. I’m really appreciate it.”

“Kuharap kau juga menepati janjimu padaku, ya.” Seru Terry cepat lalu menyasar sepasang bagian tubuh Sierra yang sejak tadi membuat hasrat lidahnya untuk memelintirnya.

“Aku tidak berjanji padamu, Terry. Aku bilang akan mempertimbangkannya.”

“Ya, apa pun itu, pertimbangkanlah!” sergah Terry dengan nada serius setelah melepaskan bibirnya sejenak.

Dalam dekapan lengan Terry yang besar, Sierra mengangguk. Namun di saat bersamaan otak wanita itu bekerja menyusun rencana untuk mendapatkan River Clayton dalam genggamannya.

Yang tidak Sierra ketahui jika seluruh rencananya tersebut tidak ada satu pun yang berhasil.

Semesta malah memberinya kejutan dan membuat Sierra enggan merencanakan apa pun lagi untuk River.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status