Share

33

Papa dan Mama saling pandang, lalu mata keduanya sama-sama melebar.

"Yang benar?!" tanya keduanya begitu antusias.

Aku mengangguk cepat. "Iya bener, lah, masa boong. Tinggal nunggu tes. Aku udah daftar sama Yana, Pa. Ma."

Papa beranjak berdiri, menggeser kursi di sampingku, mendudukinya, lalu ia merangkul pundakku dengan erat. Mama juga ikut berdiri ,melakukan hal yang sama dengan Papa. Keduanya merangkulku lalu mencium pipiku dengan lembut. Aku tersenyum karenanya. Aku senang melihat keduanya tampak bahagia setelah sebelumnya aku membuat mereka sakit hati karena ancamanku ingin bunuh diri jika gak dibolehin nikah dengan Om Angga. Ah kalau dipikir-pikir aku emang udah keterlaluan banget pada Papa sama Mama. Walau aku selalu saja membuat keduanya susah, tapi keduanya tetap saja menyayangiku tanpa pamrih. Aku bersyukur banget memiliki keduanya, papa dan Mama yang selalu menyayangiku.

"Ini baru anaknya Papa." Papa kembali menciumku. Mama juga.

"Berarti kalau aku gak daftar kuliah, aku b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status