Share

37

Aku mengalihkan pandang. Karena bertatapan dengannya membuat dadaku berdebar-debar. Mencoba melupakan, tidak semudah membuang ludah. Sulit. Sangat sulit. Sungguh-sungguh sulit andai kamu ingin tahu.

"Sayang, aku rindu padamu," katanya lagi sambil tangannya menyentuh pelan daguku, lalu dia menatapku lekat tanpa kedip, membuat jantungku berdetak kencang sekali.

"Kamu tidak rindu pada Mas?" tanyanya dengan suara lirih.

Rindu. Tapi suara itu hanya tersangkut di tenggorokan. Jika aku bilang rindu, nanti dia keGR-an.

"Enggak," sahutku mendustai hati. "Aku gak rindu sama Mas," sambungku yang membuat matanya melebar tak percaya. Jelas dia kaget mendengar penuturanku. Bagaimana tidak? Aku yang biasanya selalu nempel padanya kini bersikap acuh.

Jujur, sebenarnya aku tersiksa. Rasa ini begitu kuat menggebu-gebu. Namun demi harga diri agar dia tak memandangku rendah karena aku terlihat begitu mencintainya, aku terus bersikap abai. Seolah aku gak butuh dia padahal mendengar ucapannya, sebenarnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status