Share

43

POV Angga

"Bunda benar-benar pusing," kata Bunda, ia mengemudi sambil sebentar-sebentar memijit keningnya. Wajah Bunda terlihat pucat. Matanya berkaca-kaca seperti akan menangis.

"Jika Bunda pusing, biar Angga saja yang mengemudi," kataku.

Bunda menoleh sekilas. "Bunda bukan pusing karena sakit kepala, tapi pusing memikirkan semua ini, Ga." Ditariknya napas panjang. "Apa yang harus Bunda katakan pada ayahmu jika resepsimu sampai batal, Ga? Ayahmu juga Bunda, pasti akan kehilangan muka. Banyak rekan bisnis ayahmu yang diundang, Ga."

Bunda lagi-lagi menarik napas panjang, lalu membuangnya perlahan. Wajah Bunda terlihat amat ketakutan seolah sedang membayangkan sesuatu yang mengerikan. Bunda akhirnya menepikan mobil lalu menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Aku mendekat dan merangkulnya.

"Belum-belum Bunda sudah merasa sangat malu, Ga. Orang-orang pasti akan berpikir bahwa kamu benar-benar payah, kawin cerai terus!" kata Bunda, terlihat kilat jengkel di manik matanya. Walau aku ing
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status