Share

44

"Kumakan, kan? Kalau itu kamu buang ...." Dia tuding piring yang kupegang. "Kamu keterlaluan." Dia membalikkan badan lalu keluar gerbang. Aku memandangi bakwan juga tempe di piring. Masa, aku makan makanan yang udah jatuh begini? Aku lalu menatap rerumputan. Bagaimana kalau ada kucing pipis di sini? Juga, rumput ini sudah puluhan kali diinjak injak sandal, hiii

Mau kubuang di kotak sampah nanti ketahuan Andika, pasti dia akan ngoceh-ngoceh kalau tahu makanan buatan mamanya kubuang. Lebih baik kumasukkan ke dalam saja deh, buang besok saja di luar.

Aku pun berjalan menuju kontrakan, meletakkan piring ke meja ruang tamu setelah itu sambil menghubungi Yana, aku mengunci kontrakan.

"Halo, Yan? Kok dimatikan?"

"Kamu sepertinya lagi sibuk ngobrol, siapa cowok tadi?" tanyanya.

"Si Andika, anaknya ibu kos," sahutku, teringat si cowok tengil itu aku jengkel sekali. Masa aku disuruh makan makanan yang sudah jatuh? Benar-benar si Andika itu, tidak beres otaknya.

"Oh anaknya ibu pemilik kontraka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status