Share

36

"Andika, tidak boleh begitu," tegur Bu Delima. Andika menudingku.

"Dia sebentar-sebentar natap aku, Bu. Seperti tidak pernah lihat cowok ganteng saja!" ketusnya.

Aku nganga. Hah pede sekali dia? Aku balas menudingnya. "Asal kamu tau, ya, suami aku lebih ganteng banget dari kamu. Kamu gak ada apa-apanya dibandingkan suamiku!" Balasku tak kalah sinis.

"Kamu udah nikah?" Andini tampak tak percaya.

"Udah," balasku. "Tapi, aku lagi ada masalah sama dia makanya aku ngontrak."

"Nak, kalau sedang ada masalah itu, sebaiknya masalahnya segera diselesaikan," tutur Bu Delima.

"Iya, Bu," sahutku.

Andika menghela napas. "Aku sudah kenyang, Bu. Mau main." Dia beranjak berdiri.

"Iya, pulang jangan malam-malam."

"Iya," sahutnya. Tangannya terulur ke arah Bu Delima. "Kunci mobil Andika mana?"

Bu Delima menatap Andini. "Jangan kasih, Ma, nanti dia kebut-kebutan lagi sama temennya. Heran, aku, hanya gara-gara putus sama pacarnya sampai berbuat bahayain nyawa sendiri. Otaknya sedang pindah ke dengkul,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status