Share

Di Suatu Pagi

Ketika meja sarapan menghidangkan sepiring tempe mendoan dengan kepulan hangat, dilengkapi tiga buah bubur bersahabat sayur tahu kuning berkuah santan, ketika pagi dirimbuni embun semalam dan daun-daun masih basah. Malam tadi ada gerimis Mei yang membasuh bumi. Bunga alamanda milik tetangga menguning indah bersama butiran air. Jendela melukis air terjun, sementara udara menyergap dalam dingin tidak berkesudahan. Mereka bertiga sarapan bubur buatan tangan Bunda. Hari itu minggu, Bunda mengambil libur jualan.

Ada setoples kerupuk udang yang menjadi saksi kebersamaan mereka. Agam menyantap bubur serupa orang tidak makan satu hari penuh. Shofi sesekali mencuri pandang kelakuan sang adik, sepertinya dia tidak sedang lapar, tetapi ada aura kebahagiaan yang membuat nafsu makannya bertambah. Zea, gadis toserba itu, sosok yang menjadikan alasannya lari tergesa, sudah pasti menjadi alasan Agam makan begitu nikmat.

"Zea sepertinya sholihah, dia menutup aurat dan kelebihannya adalah cantik," cel
Titin Widyawati

Terima kasih, bagi siapa pun yang sudah berkenan mengikuti alur imajinasi saya. Semoga bisa memberikan gambaran hidup. Salam sayang dari saya, kabari jika menginginkan kelanjutan kisah Shofi dan Gus Farhan, nanti bisa dipertimbangkan untuk menulis season 2. Silakan mampir, dinantikan masukan yang membangunnya ya! Titin Widyawati. Magelang, 26 April 2024.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status