Share

Bab 18. Mengudara

"Sayang, jangan menyakiti Ibumu dengan pertanyaan seperti itu!" jawab Nenek Awiyah.

Fatih menggeleng dan menjawab, "Fatih tidak bertanya pada Ibu, Nek,"

"Pintar, saat kamu dewasa, kamu akan mengerti ini semua. Dan jangan pernah sekalipun menyakiti hati Ibumu! Ayok kita tidur!" jawab Kakek Usman menghentikan perdebatan di atas kasur ini.

Mereka bertiga akhirnya menutup mata dengan pikiran yang mengganjal ketiganya.

*******

Dan di Jakarta, Ridwan sedang berada di ruangannya.

Menatap kota jakarta dari balik kaca lantai tertinggi di perusahaan miliknya.

Dengan ekspresi dingin dan tegas yang tidak pernah luntur lima tahun ini.

Hubungan dengan kedua orangtuanya tak lagi hangat.

Ridwan bahkan jarang sekali pulang ke rumah.

Hari-harinya penuh dengan pekerjaan dan pekerjaan.

Ridwan mengambil banyak pekerjaan karena ketika habis pekerjaannya, dia akan diam dan kepikiran Zahra.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status