Share

Chapter 49: Pamit

Disya menatap pantulan dirinya di cermin, bekas kemerahan di bagian leher sampai bagian atas dadanya karena ulah Devan masih tercetak jelas karena tidak banyak yang memudar. Menghela napasnya pelan, Disya tidak berharap itu akan terhapus secepatnya—tidak mencoba menghapus bekas itu, Disya lebih memilih menggunakan pakaian turtleneck untuk menutupi bekas kemerahan itu agar tidak dilihat oleh orang-orang.

Keluar dari kamar, menuruni tangga, mencari keberadaan kedua orang tuanya. Di ruang tengah tidak ada, di meja makan tidak ada—Disya mengernyitkan kening ketika samar-samar mendengar suara obrolan dari arah halaman samping, mengenal dengan baik siapa-siapa saja yang ada di sana dari suaranya.

Alif—tebakan Disya benar, lelaki itu sedang duduk mengobrol dengan Bunda dan Ayahnya di salah satu kursi menghadap ke arah kolam renang. Melangkah menghampiri mereka, membalas senyuman Dina saat perempuan itu menyadari kehadiran putrinya.

“Sudah baikan emang?” tanya Disya yang langsung duduk di sam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nova Ugara
bagus sya...kamu udah berani bilang yg sebenar ny ke alif... mbak thorr buat disya pergi menjauh...biar dia bisa bahagia...
goodnovel comment avatar
Dominika Tabita
bagus ihhh.. lanjut lg kaka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status