Share

Jebakan Rahasia

Keduanya pun berjalan menyusuri jalanan gua yang sedikit licin. Andai tidak menjadi satu-satunya akses menuju lembah ular, mungkin setiap sisi gua itu akan dipenuhi dengan lumut yang tumbuh subur.

Sesekali Jalu menempelkan telapak tangannya untuk mengetahui tingkat kelembaban di dalam gua. Semakin masuk ke dalam, kadar oksigen pun semakin menipis, dan pernapasan pun perlahan menjadi berat. Tapi hal itu tidak dirasakan oleh Sapta Aji. Dia sudah terbiasa melewati gua itu dan paru-parunya pun bisa dengan cepat menyesuaikan diri.

Kedua lelaki yang berselisih usia dua belas tahun itu terus menyusuri gua. Nyala api dari obor yang dipegang Sapta Aji menjadi sangat berarti di dalam kondisi yang begitu gelap.

"Sebentar lagi kita akan melewati jebakan pertama. Ikuti tapak kakiku dan jangan sekalipun memegang dinding gua," kata Sapta Aji.

"Memangnya seberapa banyak jebakan di dalam gua ini?" tanya Jalu penasaran.

"Hanya ada dua jebakan yang berupa tombak dan pisau. Sejauh ini belum ada ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status