Share

Bab 72 - Silat Lidah.

"Ibu sakit apa? Sampai Pak Jaya cuti selama itu, biasanya Pak Jaya orang yang paling rajin. Saya salut sama beliau, rela menghabiskan waktu cuti demi menjaga Ibu."

Jantung Hanum berdentam-dentam, tangannya memegangi dada mendengar penjelasan security dihadapannya.

"Tidak mungkin ..." lirih Hanum dengan suara parau.

"Ayok, Buk. Pulang ..." pelan, tangan Wisnu terulur menuju, Hanum. Hati Wisnu berkedut ngilu, melihat Hanum yang semakin pucat.

"Buk ..."

"Diam kamu!" sentak Hanum dengan mata memerah. Wisnu terlonjak, tidak menyangka Hanum meninggikan suaranya.

Dodi, menatap Wisnu dan Hanum bergantian. Sorotnya memandang penuh tanda tanya. Wisnu mengangkat bahu, menatap iba, Ibu mertuanya.

"Bisa, saya minta tolong?" lirih Hanum dengan sorot nanar, menatap Dodi yang kini keheranan.

"Minta tolong apa, Buk?" tanya Dodi hati-hati. Dia menyadari, ada yang tidak beres pada Hanum.

"Panggilkan, Jaya kesini sekarang. Saya ingin bertemu." ujar Hanum datar.

Hanum berusaha tegar, tidak ingin meluapkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status