Share

Baby Boy

Mas Yudis berlari ke arahku. Tergopoh lelaki itu langsung berlulut di depanku. Sekilas melihat darah yang tercecer. Kemudian kembali beralih menatapku.

"Sayang, maafin Mas. Maafin Mas!" ucapnya sembari mencium tanganku. Matanya berkaca-kaca saat menatapku. Lelakiku, tak akan mampu rasanya aku hidup tanpa cintanya.

"Sakit, Mas!" keluhku sembari meringis menahan mulas yang luar biasa.

"Iya, Sayang, sabar dulu ya!" ucapnya lembut padaku. "Pak Umar! Bi Sumi! Cepat kesini!" teriak Mas Yudis.

Tergopoh Bi Sumi dan Pak Umar mendekati kami.

"Cepat siapkan mobil!" perintah Mas Yudis.

Pak Umar langsung berlari ke garasi. Bi Sumi mondar-mandir terlihat begitu panik.

"Rasanya kaya udah mau keluar, Mas," keluhku sambil mencengkeram kuat lengannya

"Iya, Sayang. Tahan ya!" ucap Mas Yudis sambil mengelus-elus perutku.

Perutku sudah luar biasa mulas. Dedek seperti sudah enggak sabar ingin keluar. Rasanya sangat sakit ketika di bawah sini terasa ada yang memaksa ingin keluar. Punggungku, pingganggku se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status