Share

Baju Berdarah

Dimas dan Mas Gani beserta beberapa orang yang tadi mengecek keluar kembali dengan tangan kosong. Menurut mereka ada orang iseng melempar petasan di dalam kaleng sampai kalengnya hancur. Ketika mereka keluar sudah tak ada siapa-siapa di sana.

Farel kini di gendongan Hilda. Para undangan kembali tenang menikmati suguhan yang kami sajikan. Meski demikian dalam hati aku tetap khawatir. Aku yakin ada sesuatu di balik semua ini. Bukan sekedar orang iseng.

Saat hendak kubawa Farel ke kamar Nirmala datang bersama seorang teman laki-lakinya lewat pintu garasi. Dia langsung mengambil Farel dari gendongan Hilda.

"Uluh, uluh, ponakan Onti habis dipotong ya rambutnya? Ih, cakep banget sih!" ucapnya gemas sambil mencium dan mencubit pipi Farel.

"Maaf ya, Mba, telat," ucapnya padaku kemudian.

"Iya, enggak apa-apa. Suruh duduk itu temannya!" perintahku.

"Oh, iya, Mba. Kenalin ini Daniel," ucapnya sambil tersenyum lebar.

Kami semua yang berada di ruang keluarga berkenalan dengan laki-laki yang datang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status