Share

22: Sumpah Setia Pertama Panglima Karang

Kepala Maitreya menyembul dari dalam air. Rambut panjang merahnya mengambang dan beriak di permukaan air kolam yang tenang. Cahaya bulan memantul menerangi puncak kepalanya. Rambut merah terang Maitreya perlahan-lahan berubah menjadi putih kekuningan sewarna cahaya bulan.

Maitreya menengadah, menatap langit tanpa bintang dengan bulan purnama di sana. Dia usapkan kedua telapak tangannya yang basah ke wajah dan terpejam. Tangan itu meraba kepalanya yang mulai ditumbuhi rambut putih kekuningan, meski warna merah terang masih melekat di bagian tengah hingga ke ujung rambut.

Dia bisa merasakan kekuatannya mulai berubah. Maitreya terkena kutukan setelah dipertemukan dengan pemilik pecahan batu yang lain. Seperti yang diriwayatkan oleh pendahulunya, takdir pemimpin klan Saifi Angin adalah untuk tunduk dan setia pada pemilik pecahan batu. Takdirnya sebagai Panglima Saifi Angin tak dapat dia hindari. Akan tetapi, Maitreya berusaha menolak takdir itu.

Dia menolak menyerahkan janji dan sumpahnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status