Share

23: Sepasang Mata Merah Pembunuh

Badai masih terus menampar-nampar. Seluruh jendela dan pintu di penginapan tempat Nara singgah menjadi berderak-derak karena hantaman angin dan pasir. Lampu gas di penginapan itu padam. Seluruh ruangan menjadi pekat. Nara yang tanpa sadar terlelap di ranjangnya seketika terbangun.

“Berapa lama aku tertidur?”

Dia duduk di ranjang dengan gelisah dan menatap ke arah jendela yang terus berisik. Perasaannya tak tenang dengan keadaan yang tak pernah ditemuinya selama tinggal di selter agung.

“Kota apa ini sebenarnya?”

Karena tak tahan dengan kegelapan kamar dan udara yang sesak, Nara bangkit dari pembaringan. Dia selipkan wakizashi ke ikat pinggang dan mulai berjalan menuju lorong. Sepanjang lorong pun juga gelap. Seluruh kamar pada penginapan itu tertutup. Tak ada suara atau tanda-tanda kehidupan di sana. Nara menuruni tangga dan menuju ke kedai yang terletak di lantai bawah.

“Tak ada orang sama sekali. Ke mana para koboi tadi pergi?”

Nara memperhatikan meja-meja yang sudah tertata rapi de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status