Share

Bab 140 ( Memancing Kemarahan)

Sania menatap wajah suaminya yang saat ini sedang duduk di kursi kebesarannya. Setelah bertemu dengan Mawar, Ia memutuskan untuk pergi menemui Sandoro. Berharap suaminya itu mau mendengarkan perkataannya.

"Apa yang kau inginkan? Untuk apa datang ke kantor?" tanya Sandoro tanpa menatap Sania. Pria itu masih setia fokus dengan dokumen-dokumen yang menumpuk di atas mejanya

"Lebih baik kita menyingkirkan wanita itu. Kau pasti tidak menginginkan sebuah perceraianmu pada rumah tangga Akbar."

"Menyingkirkan…Mulan?"

Sania mengangguk mengiyakan.

"Tidak."

"Kenapa, Mas?"

"Apa Mawar bisa bertahan dengan kondisi Akbar? Menantumu itu belum mengetahui secara pasti bahwa Akbar memiliki kelainan seksual. Apa kau belum juga memahaminya! Mulan adalah alat untuk menyalurkan kelainan anak kita. Mulan hanya sekedar boneka, tidak lebih."

Sania memejamkan kedua matanya, Ia merasa bahwa selama ini Sandoro terlalu memanjakan Akbar. Sehingga anaknya itu tidak memiliki kompeten dalam hal menyelesaikan sebuah ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status