Share

Bab 21 ( Sikap Abian Belum Berubah )

"Dimana Mawar?" ulang paman Hamzah yang terlihat melihat sekelilingnya.

"Mawar, aku dan istriku tadi tidak berangkat bersama paman. Tapi, tadi kata Herman, Mawar telah tiba terlebih dahulu."

Paman Hamzah berpaling menghadap diriku. Kedua alisnya tampak terpaut menjadi satu. Kerutan di keningnya menandakan bahwa beliau masih belum paham penjelasanku.

"Kenapa harus berangkat sendiri?"

"Aku ada urusan kantor yang tidak dapat aku tinggalkan."

Paman Hamzah tersenyum miring menanggapi jawabanku.

"Kau pikir paman ini bodoh?"

Akbar memasukkan kedua tangannya di saku celananya. Tubuhnya nampak begitu gelisah.

"Kantor itu hanya alasan. Bukankah begitu? Jangan main api kalau tidak mau terbakar. Besok siang, temui aku di hotel. Aku dan ayahmu sepakat bahwa kau akan mengelola bisnis kami, pilih salah satunya." Kata-katanya terdengar tidak ingin dibantah oleh Akbar.

"Tapi, paman…bagaimana dengan tempat kerjaku sekarang?"

Paman Hamzah tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Akbar. Beberapa tamu und
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status