Share

156. Bagian 6

Dewi Pedang Halilintar mendengus gusar. Wajahnya terlihat makin garang. "Aku bukan tak tahu kalau kau pernah menyelamatkan jiwa Kemuning. Tapi saat ini, waktu bagiku amat berharga," sergapnya seraya menggamit lengan Kemuning. "Ayo kita pergi!"

"Tapi, Eyang,..," tolak Kemuning.

"Hus! Kita harus segera sampai ke Pondok Matahari. Lain itu, kita pun harus menghindari Sabit Maut!" Mendengar ucapan Dewi Pedang Halilintar yang tiba-tiba menyiratkan kekhawatiran, Kemuning menghela napas.

"Ya, Eyang. Kita memang harus segera pergi."

"Eh! Tunggu dulu!" cegah Baraka. "Aku ingin berbicara denganmu beberapa lama, Kemuning. Kalau ada masalah, katakan saja. Barangkali aku bisa membantumu."

"Lain waktu saja!" sahut Kemuning.

Usai berkata, Kemuning menjejak tanah seraya berkelebat meninggalkan Baraka. Dewi Pedang Halilintar langsung mengikuti langkah kaki muridnya itu.

"Uuuuhhhh...!" dengus Baraka, menumpahkan kekecewaannya. Kaki Baraka menggedruk tan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status