Share

Ludah di Wajah Paduka

“Aku tidak tahu,” jawab Ranu untuk ketiga kalinya.

Raja Swarespati tidak mau buang-buang waktu menginterogasi seorang dengan hati keras seperti Ranu, dia memanggil beberapa tukang pukul istana yang terdiri dari pendekar pemilik ilmu pukul khusus.

Tiga orang menyeret Ranu ke lapangan istana, mengikat tangan dan kakinya di tiang gantungan tanpa memberi sedikitpun minum, padahal siang ini matahari bersinar sangat terik.

“Ikat dia! Biar dia merasakan bagaimana pedihnya neraka!” Pangeran Wayan dipasrahi ayahandanya untuk menyiksa Ranu hingga pemuda itu menceritakan tentang Asoka.

Siang itu juga, Ranu disiksa, dipukuli, ditendang, bahkan dipecut hingga punggungnya mengalami luka pendarahan serius. Beberapa pemimpin pleton menertawakan Ranu, tapi tak jarang juga yang menaruh simpati, coba minta keringanan hukuman pada pangeran.

Naas beribu naas.

Pangeran malah membentak mereka dengan cacian kasar. “Otak dungu seperti k

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status