Share

74. Perguruan Penuh Tengkorak

Ardo Kencowoto memilih langsung menuju ke Tebing Pahat, sesuai perintah sang guru.

Pada hari yang cerah itu sepertinya Ardo sedang ketiban untung, pasalnya dia tidak menemukan aral dan rintangan yang menghambat perjalanan.

Ketika ada godaan pendekar-pendekar wanita yang berpapasan dengannya, dia abaikan dan bersikap sombong. Ketika ada petani yang terperosok roda pedatinya di jembatan kayu, dia tidak berhenti membantu dan bersikap masa bodo. Ketika serombongan prajurit kadipaten yang berpatroli, dia lewati begitu saja dan tidak patuh karena sempat dihadang.

Ketika lewat di dekat Desa Guling tempat tinggal dua gadis cantik yang menaksirnya, Ardo memilih tidak mampir ke desa tersebut. Dia langsung menuju ke Tebing Pahat.

Keberuntungan masih milik Ardo karena dia dengan mudah menemukan Iblis Satu Kaki yang sedang memahat dinding batu membuat saluran air, agar nanti di musim penghujan air bisa ditampung. Istilah kerennya adalah memanen air hujan. Seperti kata pepatah “sedia payung sebelum
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rudi Hendrik
jiahahhhahaha masi sih
goodnovel comment avatar
Nova Alexandria
kalau ada yg bertanya visual kuda melirik, mungkin yg bertanya mulai beranjak gila, Om
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status