Share

34. Dia Bukan Pelakor

Setelah bersalaman pada kedua mempelai, Alan dan semua keluarganya berbaur dengan para tamu undangan. Alan memilih berkumpul dengan para laki-laki, kebetulan memang ada yang ia kenal di sana. Apalagi Aira, ia sangat bahagia karena ada banyak temannya semasa mondok yang juga ikut hadir di sana.

"Airaa ... Apa kabar?" tanya Sofi dengan antusias.

"Alhamdulillah baik, Sof. Kamu bagaimana?"

"Aku juga baik. Kamu ke sini dengan siapa?"

"Dengan keluargaku."

"Oh, iya, kah? Di mana mereka?" tanya Sofi dengan celingukan

"Itu suamiku." Aira menunjuk Alan yang sedang mengobrol dengan kenalannya.

"Dan yang sedang duduk itu, Ibu mertuaku. Dan yang di sampingnya itu adikku."

"Apa? Adik? Sejak kapan kamu punya adik?" tanya Sofi dengan penasaran.

"Emmm, dia ... Adik maduku."

"Apa? Adik madu? Kamu ... Di madu, Ra?"

"Iya."

"Sejak kapan? Ya ampun, bagaimana ceritanya?"

Aira menghela nafas. Ia sudah menduga kalau hal ini akan terjadi. Tetapi, ditutupi juga percuma.

"Ceritanya panjang, Sof. Kalau ak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status