Share

37. Kebablasan

"kamu hebat, Sayang. Ibu memang pernah mendengar kisah-kisah wanita shalihah yang sangat lapang dada dengan poligami. Tetapi kini Ibu menyaksikannya sendiri. Dan itu terjadi pada menantu ibu sendiri. Ibu ... Ibu sangat kasihan sama kamu. Tapi kamu sendiri yang menggali lubang penderitaanmu."

Aira menggeleng lemah. "Ibu jangan berfikiran seperti itu. Aku tidak menderita. Aku bahagia, Mas Alan tetap menjadi suamiku dan akan terus mencintaiku. Mas Alan segalanya bagiku, dengannya aku akan terus bahagia walau bagaimanapun keadaannya."

"Yah. Ibu mengerti. Sekarang kita makan saja, ya? Biarkan Alan dan Yulia nanti makan sendiri. Ibu sudah lapar."

Aira mengangguk. Mereka pun makan di sore hari berdua. Sedangkan di dalam kamar, Alan mengerjapkan matanya. Ia terbangun karena merasa keram dan susah menggerakkan tubuhnya. Alan memicingkan matanya ke samping, seorang wanita sedang terlelap juga sambil mendekap tubuhnya begitu erat. Alan mengucek matanya yang sedikit mengabur, lalu ia menyibakkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status