Share

44. Rahasia.

Bagas terkejut dan langsung menutup telinga yang terasa berdengung karena teriakan Aira. "Dahlah, ayo masuk."

"Gak mau!" Aira menghempaskan tangan Bagas yang telah berani memegang lengannya.

"Jangan macam-macam, ya?!" Aira mengacungkan telunjuknya.

"Macam-macam apa, sih? Jangan terlalu kegeeran jadi perempuan. Aku tau kamu itu istri orang."

"Ya bagus kalau gitu." Aira langsung membalikkan badannya hendak meninggalkan Bagas.

"Hey tunggu!"

Lagi-lagi Bagas memegang tangannya. Dengan cepat Aira pun melepaskannya. "Lepas, ih! Kenapa sih, gak ngerti-ngerti?"

"Oke, oke. Maaf. Tapi kamu mau ke mana? Ayo aku antar."

"Gak perlu. Aku bisa sendiri."

Aira kembali melangkah meninggalkan Bagas. Namun, laki-laki itu mengikutinya dari belakang.

"Sepertinya kamu gak pusing. Bohong, ya?" tanyanya.

Aira memutar bola matanya dengan malas, lalu menghentakkan kaki dan berhenti melangkah. "Kenapa ngikutin? Sana pergi!"

"Hey, wanita gak baik loh jalan malam-malam gini di tepi jalan. Kamu mau di culik?"

"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status